News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Covid-19 Merebak di Kiribati, Salah Satu Tempat Terakhir yang Tidak Terinfeksi di Planet Bumi

Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona

TRIBUNNEWS.COM - Virus corona atau Covid-19 mulai terdeteksi di Kepulauan Kiribati, negara kecil yang terletak di Samudera Pasifik.

Padahal, ketika virus corona mulai menyebar ke seluruh dunia, Kiribati yang terpencil menutup perbatasannya.

Negara tersebut memastikan Covid-19 tidak mencapai pantainya selama hampir dua tahun penuh.

Kiribati akhirnya mulai dibuka kembali bulan ini, mengizinkan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir untuk menyewa pesawat dan membawa pulang 54 warga negara pulau itu.

Banyak dari mereka yang berada di pesawat adalah misionaris yang telah meninggalkan Kiribati sebelum penutupan perbatasan untuk menyebarkan iman di luar negeri.

Pejabat setempat menguji setiap penumpang yang kembali selama tiga kali di dekat Fiji, mengharuskan divaksinasi, dan menempatkan mereka di karantina dengan pengujian tambahan ketika mereka tiba di rumah.

Ilustrasi virus corona (Freepik)

Namun sayangnya hal itu tidak cukup.

Lebih dari setengah penumpang dinyatakan positif terkena virus, yang kini telah menyebar ke masyarakat.

Hal ini mendorong pemerintah setempat untuk menyatakan keadaan bencana.

Dari 36 kasus positif awal dari penerbangan, kini telah menggelembung menjadi 181 kasus pada Jumat (28/1/2022).

Baca juga: WHO: Merebaknya Omicron Dapat Sebabkan Varian yang Lebih Berbahaya

Kiribati dan beberapa negara Pasifik kecil lainnya termasuk di antara tempat terakhir di planet ini yang terhindar dari wabah virus, berkat lokasi terpencil dan kontrol perbatasan yang ketat.

Tapi pertahanan mereka tampaknya tidak cocok dengan varian omicron yang sangat menular.

"Secara umum, itu tidak bisa dihindari. Itu akan sampai ke setiap sudut dunia," kata Helen Petousis-Harris, Ahli Vaksin di University of Auckland, Selandia Baru, dilansir APnews.

"Ini masalah membeli cukup waktu untuk mempersiapkan dan membuat sebanyak mungkin orang divaksinasi," tambahnya.

Baca juga: Negara Terpencil Kiribati Lockdown Pertama, Temuan Kasus Covid-19 dari Penerbangan Internasional

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini