"Tidak ada pilihan yang mudah bagi Putin, dan tentu saja tidak akan mudah bagi pemerintah sementara mana pun yang dipasang dengan kekuatan senjata Rusia,” kata Gill.
Terlepas dari negosiasi saat ini antara delegasi Rusia dan Ukraina di perbatasan Ukraina-Belarus, Moskow belum membuat kemajuan yang serius untuk membuat skenario yang terakhir bahkan masuk akal.
Baca juga: Wakil Tetap RI Dorong Kontribusi Kemanusian PBB di Krisis Ukraina
Perlawanan Ukraina tampaknya lebih kuat hingga saat ini.
"Rusia masih belum menempatkan semua kartunya di atas meja," kata John R. Deni, profesor riset studi keamanan bersama, antar-lembaga, antar pemerintah, dan multinasional (JIIM) di Institut Studi Strategis US Army War College kepada Al Jazeera.
“Saya pikir bukti menunjukkan berlanjutnya overmatch Rusia dengan Ukraina dalam hal kemampuan dan kapasitas," imbuhnya.
"Para pejabat AS telah melaporkan bahwa sejauh ini antara 50 dan 70 persen dari pasukan Rusia yang tersedia telah dilakukan, yang berarti masih banyak kekuatan militer Rusia terdekat yang tersisa untuk dilakukan," jelasnya.
Baca juga: Jokowi Sebut Ketidakpastian Global Meningkat Karena Perang di Ukraina
Mengingat kurangnya kemajuan, media internasional dan pakar telah mengajukan pertanyaan mengenai strategi militer Rusia.
Masih misteri
Sampai saat ini, masih menjadi misteri apa yang akan dilakukan Putin dengan negara sebesar Ukraina.
Memisahkan negara mungkin merupakan pilihan yang paling mungkin. Namun, bukan tanpa kesulitan berat.
“Memisahkan Ukraina akan membutuhkan beberapa entitas untuk menerapkan dan menegakkan perpecahan," ucap Deni.
Baca juga: Permintaan VPN di Rusia dan Ukraina Melonjak, Setelah Kontrol Internet Diperketat
"Sementara pasukan Rusia mungkin menerapkan perpecahan, saya tidak yakin Rusia memiliki kapasitas dan sarana untuk menegakkannya di luar jangka pendek, mengingat pasukan militer Rusia tersusun pada saat ini,” kata Deni.
Keraguannya beralasan.
“Lihat, misalnya, tantangan yang dihadapi Rusia dalam menekan perlawanan di sekitar kota timur Kharkiv dan tentara-warga Ukraina yang secara sukarela melecehkan dan menyerang pasukan Rusia," katanya.