TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Ukraina Vasyl Hamianin menegaskan peperangan bukan suatu hal yang bisa
dibenarkan.
Vasyl meminta kepada pemerintah Indonesia untuk turut membantu bernegosiasi dengan Rusia agar mengakhiri agresi militernya.
"Tidak ada yang bisa membenarkan serangan terhadap warga sipil hingga terjadi pembunuhan. Perang sebagai alasan untuk negosiasi itu tidak dibenarkan," ucapnya saat wawancara dengan Tribun di kantor Kedutaan Besar Ukraina, Kamis (3/3/2022).
Upaya perundingan Ukraina sebetulnya sudah dilakukan bahkan selama delapan tahun.
Vasyl tidak memahami apa sebetulnya yang diinginkan rezim Vladimir Putin sehingga membuat jatuhnya korban jiwa warga sipil di Ukraina.
"Sejak konflik senjata di Donbass hingga agresi di Krimea. Kami tidak pernah menolak untuk berbicara dengan Rusia," tukasnya.
Selengkapnya wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin:
Apa pendapat Anda terkait tawaran Presiden Putin agar Ukraina menjadi wilayah netral dan mengakui Krimea di bawah kendali Rusia?
Saya harus menegaskan bahwa perang tidak dibenarkan. Tidak ada yang membenarkan hal tersebut apapun alasannya.
Tidak ada yang bisa membenarkan serangan terhadap warga sipil hingga terjadi pembunuhan. Perang sebagai alasan untuk negosiasi itu tidak dibenarkan.
Ukraina sebetulnya tidak pernah mengatakan bahwa kami tidak akan berunding karena kami sudah mencoba untuk bernegosiasi selama delapan tahun sejak konflik senjata di Donbass hingga agresi di Krimea.
Kami tidak pernah menolak untuk berbicara dengan Rusia.
Persoalannya saat ini kita harus berbicara untuk berhenti membunuh orang-orang sipil. Karena kalau Anda merasakan ada anak-anak yang terbunuh di sini. Ini keterlaluan. Tolong bernegosiasi. Kami ingin kedamaian.
Menurut kami pernyataan demiliterisasi agar menaruh senjata adalah sesuatu yang konyol. Negara mana yang mau melakukan itu, membiarkan negara Anda dijajah.
Apa yang diharapkan Ukraina dari pemerintah Indonesia terhadap agresi militer Rusia?
Saya mengucapkan terimakasih hubungan baik yang terjalin dengan pemerintah Indonesia. Kami dapat bekerjasama begitu pun dengan delegasi negara lain. Terima kasih banyak untuk itu.
Baca juga: Negosiator: Rusia dan Ukraina Sepakati Format Koridor Kemanusiaan untuk Warga Sipil
Terimakasih juga untuk Presiden Jokowi dan Menteri Retno. Saya sangat mengharapkan sesuatu yang lebih kuat dari
pemerintah Indonesia dan dalam hal kecaman atas agresi Rusia.
Karena saat ini kami benar-benar membutuhkan dukungan dari negara sahabat di mana kondisi kami sedang perang, diserang, dibom dan dibunuh warga sipilnya.
Kami juga menegaskan bahwa kami mengalami penindasan akibat propaganda Rusia. Tidak lupa juga kami sampaikan negara mana pun yang mengatakan mendukung perdamaian.
Saya sangat berharap ini bahwa pemerintah Indonesia akan mendukung Ukraina. Kepada beberapa negara lain berhenti menyediakan peralatan militer. Berhenti memberikan Rusia kredit dan pinjaman untuk melanjutkan invasi.
Peperangan ini akan berpengaruh terhadap perekonomian kita yang akan semakin buruk. Namun, kami membayar harga.
Kami membayar harga untuk masa depan anak-anak kami, dan kami membayar harga untuk perdamaian dan stabilitas dunia.
Harapan kami tidak ada perang dunia ketiga ini karena ini akan menjadi bencana skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dan tentu saja, kami tidak pernah ingin hal itu terjadi.
Menurut Anda apakah perang ini akan berkepanjangan atau segera berakhir?
Doa saya peperangan ini tidak berlanjut. Siapapun tidak ingin hal ini bahkan terjadi. Tetapi jika ada seorang diktator yang memegang senjata nuklir di tangannya dengan mengancam akan menggunakan senjata itu.
Kami memahami bahwa sesuatu mungkin tidak dapat diprediksi. Kami memahami ini, tetapi ini bukan tentang Ukraina.
Itu sebabnya kami menginginkan Rusia menerima lebih banyak tekanan. Rusia adalah negara bagi rakyat Rusia dan juga untuk bisnis dari militer. Kami ingin mereka memahami bahwa ini tidak benar.
Kita harus segera menghentikan ini dan menyelesaikan pembicaraan tentang senjata nuklir dan hal-hal seperti ini.
Ibu dari para prajurit yang mati di medan perang mana yang ingin anaknya mati. Mereka tidak menginginkan itu.
Jadi tidak ada satupun orang yang menginginkan perang ini. Kecuali satu orang, Anda tahu namanya.
Baca juga: Telepon Presiden Prancis, Putin Tegaskan Militer Rusia Tetap Lanjutkan Operasi Militer di Ukraina
Persoalannya juga untuk menggunakan sistem nuklir bukan suatu hal yang mudah seperti kita lihat di film. Karena saya pernah mengunjungi suatu museum nuklir yang mana harus melewati prosedur ketat.
Bagaimana kondisi Duta Besar Indonesia di Ukraina dan keluarga Anda di Ukraina?
Saya tidak mengetahui pasti. Tetapi yang saya tahu dia (Dubes Indonesia) tinggal di suatu kota kecil dekat dengan Kiev.
Mereka mengatakan baik-baik saja dan mendengar ledakan berkali-kali, suatu rudal yang menghantam bangunan.
Keluarga saya juga tinggal tidak jauh dari sana. Putri saya terkena radang paru-paru dan anak saya terkena flu. Ya dan mereka tidak dapat membeli obat-obatan karena rantai logistik terputus.
Tetapi mereka tidak panik saya juga memiliki ibu yang sudah berusia 73 tahun. Sekarang kondisi menjadi sulit untuk pindah karena kami memiliki kucing dan anjing dan segalanya. (Tribun Network/Reynas Abdila)