TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Hari kesembilan invasi militer Rusia ke Ukraina terus memakan korban warga sipil dan militer.
Terbaru, Jumat (4/3/2022), Kementerian Pertahanan Ukraina mengklaim lebih dari 9.100 tentara Rusia tewas di tangan tentara Rusia.
Dikutip dari Kyiv Independent, sebanyak 9.166 tentara Rusia meninggal sejak invasi.
Dilaporkan juga bahwa pihak Rusia telah kehilangan 50 MLRS, 33 pesawat, 2 kapal, 37 helikopter, 404 mobil, 251 tank, 60 tangki bahan bakar, 150 artileri, 3 UAV, 939 pengangkut personel bersenjata, dan 18 perang anti-pesawat.
Sementara Rusia mengatakan bahwa hanya 500 tentaranya yang tewas dan sekitar 1.600 orang terluka dalam konflik tersebut.
Komandan Jenderal Divisi Lintas Udara ke-7 Rusia, Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky tewas awal pekan ini dalam pertempuran di Ukraina.
Seperti dikutip dari The Sun, Kamis (3/3/2022), Mayjen Sukhovetsky tewas dalam pertempuran di Pangkalan Udara Hostomel, sekitar 30 mil di luar ibu kota Ukraina, Kiev.
Sumber militer mengungkapkan, Mayjen Sukhovetsky tewas karena tertembak oleh sniper atau penembak jitu.
Sejauh ini, ia menjadi sosok senior pertama yang tewas dalam pertempuran di Ukraina.
Baca juga: Jenderal Top Rusia Andrei Sukhovetsky Tewas Ditembak Sniper Tentara Ukraina
Rp 650 Juta untuk Tentara yang Gugur
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan akan ada pembayaran hingga 5 juta rubel atau sekitar Rp 650 juta kepada keluarga tentara Rusia yang gugur.
Hal ini dia katakan setelah Pemerintah Rusia akhirnya mengonfirmasi korban perang Rusia Ukraina dan mengatakan lebih dari 500 tentara mereka tewas.
“Sayangnya, kami mengalami kerugian, dan tugas kami adalah mendukung keluarga militer kami yang berjuang untuk rakyat kami, rakyat Rusia,” kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi pada Kamis (3/3/2022), atau hari kedelapan serangan Rusia ke Ukraina.
Putin menyebut orang-orang Ukraina yang membela tanah air mereka sebagai gangster ekstrim.