"Tanpa sepatah kata pun, mereka mendorong saya ke tempat tidur. Mereka menahan saya dengan senapan dan menelanjangi saya," kata wanita muda itu sambil menangis.
"Mereka tidak banyak bicara. Kadang-kadang mereka memanggil saya 'banderovka' atau mereka mengatakan 'giliran Anda' satu sama lain. Kemudian, pada jam 4 pagi, mereka pergi karena giliran mereka yang bertugas di kamp mereka," beber Elena.
Elena mengaku belum bicara dengan dokter, terapis, bahkan suaminya tentang insiden ini.
"Saya seorang bidan. Saya mengobati diri saya sendiri," katanya.
"Saya akan menemukan semua yang saya butuhkan begitu saya mencapai tujuan saya. Saya hanya ingin melihat anak-anak saya," lanjutnya.
Ditanya tentang kondisi fisik dan mentalnya, dia menangis lagi.
"Menjijikkan. Sangat menjijikkan. Saya tidak ingin hidup," katanya.
Kasus yang menimpa Elena bukanlah yang satu-satunya terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina.
La Strada Ukraina, sebuah organisasi hak-hak perempuan, mengatakan telah menerima tujuh aduan tentang pemerkosaan via telepon di saluran bantuannya.
Alina Kryvoulyak, seorang perwakilan dari kelompok tersebut, mengatakan akan lebih banyak wanita dan anak perempuan yang mungkin akan melaporkan kasus serupa.
Telepon pertama yang diterima La Strada pada 4 Maret adalah tentang "pemerkosaan kolektif terhadap seorang ibu dan putrinya yang berusia 17 tahun oleh tiga pria" di Kherson.
Kasus lainnya terjadi di wilayah Kyiv.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-44, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Baca juga: Zelensky Sebut Kekejaman Rusia di Borodyanka Lebih Parah dari Bucha, Diduga Sengaja Targetkan Warga
"Tentara Rusia telah melakukan kekerasan seksual terhadap perempuan dan laki-laki Ukraina, terhadap anak-anak dan orang tua," kata jaksa agung Ukraina, Iryna Venediktova minggu ini.
Kendati demikian, ia menyadari bahwa tidak mudah mengumpulkan bukti-bukti di wilayah perang aktif, dengan listrik dan sinyal yang terbatas.
Sementara itu, Elena mengatakan dia yakin pasukan Ukraina "akan membalas dendam" ketika mereka merebut kembali daerah-daerah yang saat ini dipegang oleh pasukan Rusia.
"Saya akan mengarahkan jari pada orang-orang yang memilih saya. Saya akan menunjukkannya kepada suami saya," tegasnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)