Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Kebijakan pemerintah China yang memperketat karantina wilayah atau lockdown, belakangan telah mengundang hadirnya penumpukan sampah plastik yang dapat membawa dampak buruk bagi lingkungan.
Melansir dari Reuters, imbas dari lockdown tersebut telah membuat sejumlah hotel tempat karantina yang ada di sudut kota Hong Kong dibanjiri oleh puluhan kantong sampah plastik yang berisikan remote control, bantal, peralatan makan plastik serta limbah sisa makanan.
Baca juga: Lockdown China Dibuka, Produksi Mobil Listrik Tesla Siap Tancap Gas
Menurut data yang dirilis oleh pemerintah Hong Kong, menyebutkan bahwa total sampah harian yang dihasilkan masyarakat negaranya mencapai lebih dari 2.300 ton sampah plastik. Bahkan dari jumlah tersebut hanya 11 persen sampah saja, yang bisa di daur ulang kembali.
Jumlah sampah ini jauh meningkat drastis setelah presiden China Xi Jinping mulai memberlakukan lockdown ketat sejak 28 Maret 2022 lalu, dengan maksud untuk menghentikan pertumbuhan kasus COVID-19 yang ada di wilayahnya.
Baca juga: Lockdown Shanghai Berujung Krisis Pangan, Harga Mi Instan Nyaris Tembus Rp 1 Juta per Kardus
Sebagai informasi, sebelum pemerintah China memberlakukan aturan lockdown pihaknya sengaja menyediakan puluhan hotel untuk menampung puluhan ribu pasien positif Covid yang akan melakukan karantina mandiri.
Meski cara ini efektif membuat laju Covid-19 di China menurun drastis. Namun sayangnya kebijakan yang diambil presiden Xi Jinping telah memicu warganya untuk menerapkan gaya hidup yang tidak sehat bagi ekosistem lingkungan.
Aksi penumpukan sampah plastik ini bahkan mengundang kritik keras para pemerhati lingkungan. Salah satunya Edwin Lau, anggota dari kelompok lingkungan lokal The Green Earth.
Lau mengungkap pendekatan pemerintah Hong Kong terhadap Covid telah mencerminkan kurangnya kordinasi yang baik antar masyarakat dan pihak berwajib terkait kesadaran dalam menjaga lingkungan.
Meski saat ini pemerintah telah memperlonggar kebijkan lockdown namun demi mengurangi jumlah sampah yang ada di hotel Hong Kong pemerintah kini tengah gencar menyerukan aksi sustainable living atau gaya hidup ramah lingkungan pada masyarakatnya.
“Orang-orang yang tinggal di hotel karantina, mereka bukan kasus yang dikonfirmasi, Kini pemerintah telah mendesak mengizinkan daur ulang atau penggunaan kembali plastik dari fasilitas karantina.”tutup Lau.