TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan ratusan tentara Ukraina yang menyerah di pabrik baja Azovstal di Mariupol sejak 16 Mei telah dikirim ke pusat penahanan praperadilan.
Juru bicara kementerian, Maria Zakharova, mengatakan total 959 tentara Ukraina, termasuk 51 dengan luka parah, telah menyerah selama dua hari.
Dia menegaskan kembali bahwa mereka yang terluka telah menerima perawatan di rumah sakit di Novoazovsk di Republik Rakyat Donetsk (DPR).
Sementara yang lain dikirim ke pusat penahanan pra-persidangan di Olenivka, sebuah kota dekat garis depan tetapi di wilayah yang dikendalikan oleh DPR.
CNN tidak dapat mengonfirmasi pernyataan Rusia tersebut.
Baca juga: Rusia Invasi Ukraina, Harga Pangan Naik, PBB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2022
Baca juga: Militer Rusia Gunakan Zadira, Senjata Laser Jenis Baru Penghancur Drone Ukraina
Pihak Ukraina belum memberikan pembaruan tentang jumlah tentara yang telah meninggalkan Azovstal atau status negosiasi untuk pertukaran mereka dengan tahanan Rusia.
Namun, Amnesty International mengatakan tentara Ukraina yang menyerah di pabrik baja tidak boleh diperlakukan dengan buruk dan harus menerima akses langsung ke Palang Merah Internasional.
"Otoritas terkait harus sepenuhnya menghormati hak-hak tawanan perang sesuai dengan konvensi Jenewa," kata Denis Krivosheev, wakil direktur Amnesty untuk Eropa Timur dan Asia Tengah.
Satu Orang Tewas oleh Serangan Ukraina di Kursk Rusia
Seorang warga sipil tewas dan beberapa orang terluka akibat serangan Ukraina di wilayah barat Rusia Kursk pada Kamis (19/5/2022) pagi, kata gubernur regional Roman Starovoit.
Serangan itu menghantam sebuah pabrik etanol di desa Tyotkino dan beberapa rumah terkena dampaknya, kata Starovoit di Telegram.
Tyotkino yang terletak 2,4 kilometer dari perbatasan Ukraina-Rusia.
Kedua sisi perbatasan antara Kursk dan Ukraina telah melihat serangan artileri intermiten bulan ini.
Rusia Alami Kerugian saat Coba Terobos Sloviansk