TRIBUNNEWS.COM - Elon Musk mengeluarkan ancaman untuk membatalkan pembelian Twitter pada hari Senin (6/6/2022).
Musk secara terbuka menuduh perusahaan media sosial itu melanggar perjanjian merger dengan tidak memberikan data yang dia minta pada akun spam dan palsu.
Dalam sebuah surat kepada kepala hukum, kebijakan, dan kepercayaan Twitter, Vijaya Gadde, Musk menuduh bahwa Twitter secara aktif menolak dan menggagalkan hak informasinya seperti yang digariskan oleh kesepakatan itu.
"Ini jelas merupakan pelanggaran material terhadap kewajiban Twitter berdasarkan perjanjian merger dan Mr. Musk memiliki semua hak yang dihasilkan darinya, termasuk haknya untuk tidak menyelesaikan transaksi dan haknya untuk mengakhiri perjanjian merger," tulis pengacara yang mewakili Musk kepada perusahaan, seperti dilansir CNN.
Musk telah menuntut agar Twitter menyerahkan informasi tentang metodologi pengujiannya untuk mendukung klaimnya bahwa bot dan akun palsu merupakan kurang dari 5 persen dari basis pengguna aktif platform, angka yang secara konsisten dinyatakan perusahaan selama bertahun-tahun dalam pengungkapan publik boilerplate.
Musk juga menyerukan untuk melakukan penilaian independennya sendiri berdasarkan data Twitter.
Baca juga: Elon Musk Tambahkan Dogecoin Sebagai Alat Pembayaran Sah dari SpaceX
Baca juga: Penjualan Tesla Terhambat Pajak Impor, Elon Musk Ancam Batal Bangun Pabrik Supercar di India
Saham Twitter turun 5 persen pada awal perdagangan Senin.
Bahkan sebelum perkembangan terbaru, saham Twitter diperdagangkan jauh di bawah tawaran pengambilalihan Musk sebesar $54,20 per saham, kemungkinan menunjukkan skeptisisme investor tentang kesepakatan yang akan terjadi.
CEO Twitter, Parag Agrawal, telah mendukung metrik spam lama perusahaannya.
Dalam sebuah pernyataan Senin, perusahaan mengatakan:
"Twitter telah dan akan terus bekerja sama berbagi informasi dengan Mr Musk untuk menyelesaikan transaksi sesuai dengan ketentuan perjanjian merger."
Perusahaan juga mengatakan bermaksud untuk menutup transaksi dan menegakkan perjanjian merger dengan harga dan persyaratan yang disepakati.
Musk telah menuduh bahwa jumlah sebenarnya dari akun spam kemungkinan jauh lebih banyak, berpotensi mencapai 90 persen.
Musk sebelumnya mengatakan akuisisi " tidak dapat bergerak maju" sampai perusahaan memberikan bukti metrik spamnya.