"Orang tua dengan tangan melingkari leher orang yang membawa mereka keluar, kaki mereka hanya diseret di lantai."
Di luar mal, Olsen berbicara dengan seorang pria yang berbicara dengan paramedis yang sedang tidak bertugas yang lengannya berlumuran darah hingga siku.
"Dia ingin masuk kembali tetapi polisi tidak mengizinkannya," kata Olsen.
Menurut Olsen, pihak keamanan berusaha membuat massa menjauh dari mal.
"Pada satu titik kami dilarikan. Polisi datang dan berkata 'Lari, lari, lari, mereka masih menembak di sana.'"
Seorang juru bicara Rigshospitalet, rumah sakit terbesar di Denmark, mengatakan bahwa rumah sakit tersebut telah menerima beberapa korban dan telah memanggil staf tambahan untuk menangani keadaan darurat.
Baca juga: Korban Tewas Akibat Penembakan di Gereja di Alabama Jadi 3 Orang, Pelaku Berusia 70 Tahun Ditangkap
Saluran telepon untuk para korban telah dibuka dan polisi mengatakan mereka telah menyiapkan lokasi pusat di mana saksi mata dapat memperoleh dukungan dan melaporkan pengalaman mereka kepada petugas penegak hukum.
Polisi Denmark mengatakan, mereka telah mengevakuasi ribuan orang dari tempat Royal Arena di sebelah mal.
Arena telah dijadwalkan untuk mengadakan konser Harry Styles, tetapi ini dibatalkan setelah penembakan.
Dalam sebuah pernyataan Minggu malam, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengirimkan simpati kepada yang terluka, kerabat mereka dan yang berduka, serta semua orang Denmark yang terlibat dalam peristiwa mengerikan itu.
"Kita semua telah direnggut secara brutal dari musim panas yang cerah yang baru saja dimulai. Itu tidak bisa dipahami. Memilukan."
"Tidak ada artinya. Ibu kota kita yang indah dan biasanya begitu aman berubah dalam sepersekian detik," kata Frederiksen.
(Tribunnews.com/Yurika)