News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sri Lanka Bangkrut

Demonstran Sri Lanka Duduki Kediaman Presiden, Nikmati Fasilitas Mewah hingga Bersumpah Takkan Pergi

Penulis: Rica Agustina
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa berenang di kolam di dalam kompleks Istana Kepresidenan Sri Lanka di Kolombo pada 9 Juli 2022. - Ribuan pengunjuk rasa yang menduduki kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menikmati fasilitas mewah hingga bersumpah tidak akan pergi.

Kekacauan politik dapat memperumit upaya untuk menarik Sri Lanka keluar dari krisis ekonomi terburuknya dalam tujuh dekade.

Adapun krisis di negara itu dipicu oleh kekurangan mata uang asing yang telah menghentikan impor kebutuhan pokok seperti bahan bakar, makanan dan obat-obatan.

Para pengunjuk rasa berpartisipasi dalam demonstrasi anti-pemerintah di luar kantor Presiden di Kolombo pada 9 Juli 2022. - Ribuan pengunjuk rasa yang menduduki kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menikmati fasilitas mewah hingga bersumpah tidak akan pergi. (AFP/-)

Baca juga: Polisi Selidiki Pembakaran Kediaman Pribadi Perdana Menteri Sri Lanka

Krisis keuangan berkembang setelah pandemi Covid-19 menghantam ekonomi yang bergantung pada pariwisata dan memangkas pengiriman uang dari pekerja luar negeri.

Hal ini telah diperparah oleh utang pemerintah yang besar dan terus bertambah, kenaikan harga minyak dan larangan tujuh bulan untuk mengimpor pupuk kimia tahun lalu yang menghancurkan pertanian.

Bahan bakar sangat dijatah dan antrean panjang terbentuk di depan toko-toko yang menjual gas untuk memasak.

Pemerintah telah meminta masyarakat untuk bekerja dari rumah dan menutup sekolah dalam upaya menghemat bahan bakar.

Inflasi utama di negara berpenduduk 22 juta itu mencapai 54,6 persen bulan lalu, dan bank sentral telah memperingatkan bahwa itu bisa meningkat menjadi 70 persen dalam beberapa bulan mendatang.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan pemerintah mana pun yang berkuasa harus bekerja cepat untuk mencoba mengidentifikasi dan menerapkan solusi yang akan mengembalikan prospek stabilitas ekonomi jangka panjang, mengatasi ketidakpuasan rakyat Sri Lanka, yang begitu kuat dan gamblang.

"Kami akan mendesak parlemen Sri Lanka untuk melakukan pendekatan ini dengan komitmen untuk kemajuan negara, bukan salah satu partai politik," katanya pada konferensi pers di Bangkok.

India, tetangga raksasa Sri Lanka yang telah memberikan dukungan sekitar US$3,8 miliar selama krisis, mengatakan sedang mengamati peristiwa dengan cermat.

Dana Moneter Internasional (IMF), yang telah melakukan pembicaraan dengan pemerintah untuk kemungkinan dana talangan US$3 miliar, juga mengatakan sedang memantau peristiwa dengan cermat.

"Kami berharap resolusi situasi saat ini yang akan memungkinkan dimulainya kembali dialog kami tentang program yang didukung IMF," kata pemberi pinjaman global itu dalam sebuah pernyataan.

Ribuan demonstran terlihat berenang di kolam renang yang berada di kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa pada Sabtu (9/7/2022). - Ribuan pengunjuk rasa yang menduduki kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menikmati fasilitas mewah hingga bersumpah tidak akan pergi. (Tangkap layar dari bbc.com)

Baca juga: Kediaman Presiden Sri Lanka Diserbu Pengunjuk Rasa, Ada yang Memasak Kari di Dapur hingga Berenang

Gotabaya Rajapaksa Mundur

Gotabaya Rajapaksa, yang tidak terlihat di depan umum sejak Jumat, belum secara langsung mengatakan apa pun tentang pengunduran dirinya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini