Kantor Ranil Wickremesinghe mengatakan dia juga akan berhenti, meskipun seeperti Gotabaya Rajapaksa tidak bisa dihubungi.
Ketua Parlemen Mahinda Yapa Abeywardena mengatakan pada hari Sabtu bahwa keputusan Gotabaya Rajapaksa untuk mundur diambil untuk memastikan penyerahan kekuasaan secara damai.
Pakar konstitusi mengatakan jika presiden dan perdana menteri mengundurkan diri, langkah selanjutnya adalah penunjukan ketua sebagai penjabat presiden dan parlemen memilih presiden baru dalam waktu 30 hari untuk menyelesaikan masa jabatan Gotabaya Rajapaksa.
Kekacauan krisis ekonomi memuncak pada hari Sabtu ketika kerumunan besar pengunjuk rasa melonjak melewati penjaga bersenjata ke istana presiden era kolonial dan mengambil alih.
Perabotan dan artefak hancur, dan beberapa mengambil kesempatan untuk bermain-main di kolam renangnya.
Mereka kemudian pindah ke kantor presiden dan kediaman resmi perdana menteri.
Menjelang malam, pengunjuk rasa membakar rumah pribadi Ranil Wickremesinghe.
Baik Gotabaya Rajapaksa maupun Ranil Wickremesinghe tidak berada di tempat tinggal mereka ketika gedung-gedung itu diserang.
Sekitar 45 orang terluka dibawa ke rumah sakit utama pada hari Sabtu, kata seorang pejabat rumah sakit, tetapi tidak ada laporan kematian dalam pengambilalihan yang dinyatakan damai.
Baca juga artikel lain terkait Sri Lanka Bangkrut
(Tribunnews.com/Rica Agustina)