"Kami telah memperluas celah sebelumnya di Manchar untuk mengurangi kenaikan permukaan air," kata Menteri Irigasi provinsi, Jam Khan Shoro, kepada Reuters, Senin (5/9/2022).
Sejauh ini, sudah ada 100.000 warga dekat danau yang mengungsi.
Ini dilakukan untuk berjaga-jaga dengan potensi meluapnya danau.
Ratwatte menerangkan, UNHCR berkoordinasi dengan otoritas Pakistan untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan jika lebih banyak orang terlantar di daerah itu.
"Sampai kemarin ada tekanan besar pada tanggul di Kota Johi dan Mehar, tetapi orang-orang melawannya dengan memperkuat tanggul," kata pejabat distrik Murtaza Shah pada Selasa (6/9/2022).
Ia mengatakan, bahwa 80 persen hingga 90 persen warga kota telah mengungsi.
Warga yang tersisa berusaha memperkuat tanggul yang ada dengan mesin yang disediakan oleh pejabat distrik.
Air telah mengubah kota terdekat Johi menjadi pulau virtual, karena tanggul yang dibangun oleh penduduk setempat menahan air.
"Setelah jebolnya Manchar, air sudah mulai mengalir, sebelumnya agak tergenang," kata seorang warga, Akbar Lashari, menyusul jebolnya danau air tawar itu pada Minggu.
Air yang naik juga telah menggenangi bandara Sehwan di dekatnya, kata otoritas penerbangan sipil.
Tembok Penahan Jebol
Tembok penahan Danau Manchar, danau terbesar di Pakistan jebol pada Selasa (6/9/2022) setelah hujan lebat selama berbulan-bulan.
Situasi ini mengancam ratusan desa di hilir dan memaksa ribuan warga meninggalkan rumah mereka.
Pemerintah Pakistan merekayasa dua tanggul pada tembok penahan Danau Manchar selama akhir pekan dalam upaya untuk melepaskan tekanan pada struktur tersebut.
Baca juga: Pakistan Jadi Negara yang Terdampak Parah Perubahan Iklim