"Banyak orang datang untuk membantu kami dengan CPR," lanjutnya.
Lee juga menjelaskan sebagian besar korban dalam kondisi pucat.
"Sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Begitu banyak wajah korban pucat."
"Saya tidak bisa menangkap denyut nadi atau napas mereka dan banyak dari mereka hidungnya berdarah," tuturnya.
Baca juga: Buntut Tragedi Pesta Halloween di Itaewon, Presiden Korea Selatan Umumkan Masa Berkabung Nasional
Seorang saksi mata lainnya, Kim Seo-jeong (17), mengatakan hampir tak bisa bernapas saat insiden terjadi.
Saat itu, Kim mendatangi pesta Halloween di Itaewon bersama temannya pada Sabtu malam.
Dikutip dari nytimes.com, mereka sempat bersenang-senang setelah melewatkan perayaan Halloween pada tahun-tahun sebelumnya karena pandemi.
Namun, apa yang diharapkan menjadi malam yang menyenangkan, segera berubah menjadi mimpi buruk.
Tepatnya, ketika ribuan orang berdesakan di gang sempit, di sebelah Hotel Hamilton menciptakan kerumunan yang mematikan.
"Pada saat kami memasuki gang pada pukul 8 malam, sudah ada begitu banyak orang sehingga kami hampir tidak bisa melangkah maju," kata Kim dalam sebuah wawancara telepon.
"Kami menyerah setelah satu jam kemudian dan mencoba berbalik untuk pulang, tetapi kami juga tidak bisa bergerak ke arah lain."
"Ada orang yang mendorong dari belakang kami. Ada orang di depan kami yang mendorong untuk pergi ke arah lain," ungkapnya.
Kemudian, sekelompok pemuda mendorong sembari berteriak, "Dorong! Dorong!"
"Seseorang di depan saya terpeleset dan jatuh, membuat saya ikut terjatuh."