Pada Maret 2021, Kim Yo-jong mengecam Presiden Korea Selatan saat itu Moon Jae-in setelah dia menyuarakan keprihatinannya tentang Pyongyang yang menguji rudal.
“Perilaku tidak logis dan berwajah kurang ajar dari Korea Selatan persis sama dengan logika seperti gangster AS yang menyalahkan hak DPRK untuk membela diri,” sembur Yo-jong.
Ia menambahkan Moon jae-in tidak bisa merasa menyesal karena dipuji sebagai burung beo yang dibesarkan oleh Amerika.
Pada Januari 2021, Kim Yo-jong mengejek Korea Selatan menyusul klaim militer Korea Selatan telah mendeteksi tanda-tanda parade militer larut malam di Korea Utara.
"Mereka adalah orang bodoh dan berada di daftar teratas dunia dalam perilaku buruk karena mereka hanya tertarik pada hal-hal yang memancing tawa dunia," tambahnya.
Pertengahan Agustus 2022, Kim Yo-jong menegaskan Pyongyang menolak tawaran Korsel mengenai denuklirisasi dengan imbalan bantuan ekonomi.
“Saya tidak tahu ide-ide kurang ajar apa yang akan mereka lakukan di masa depan, tetapi saya menjelaskan kami tidak akan pernah menghadapinya,” kata Yo-jong dikutip surat kabar Rodong Sinmun.
Pada 15 Agustus 2022, pada peringatan pembebasan Semenanjung Korea dari kekuasaan Jepang, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menawarkan bantuan ekonomi ke Pyongyang.
Syaratnya, Korut mau secara nyata memulai proses denuklirisasi. Rencana tersebut mengandaikan program pangan skala besar dari infrastruktur sampai perdagangan internasional.(Tribunnews.com/Sputniknews/xna)