TRIBUNNEWS.COM - Beberapa anggota parlemen Rusia marah atas serangan Ukraina yang menewaskan 63 tentara Rusia di Makiivka, Donetsk yang terjadi pada Sabtu (31/12/2022).
Anggota Senat Rusia, Grigory Karasin menuntut pembalasan terhadap Ukraina dan pendukung NATO.
Ia juga menuntut analisis internal yang teliti.
Legislator dan mantan Ketua Senat Rusia, Sergei Mironov menuntut pertanggung jawaban pidana bagi petinggi militer Rusia yang mengizinkan konsentrasi tentara Rusia di gedung yang tidak terlindungi.
“Jelas, baik intelijen maupun kontraintelijen atau pertahanan udara tidak berfungsi dengan baik,” katanya dalam sebuah posting di Telegram.
Baca juga: 63 Tentara Rusia Tewas dalam Serangan Ukraina di Donetsk, Kyiv Klaim Jumlah Korban Ratusan
Ia mengatakan mereka tidak memberikan tingkat keamanan yang tepat bagi tentara Rusia.
Sebelumnya, pihak Rusia mengatakan 63 tentara Rusia tewas dalam serangan malam tahun baru Ukraina di Makiivka, Sabtu (31/12/2022).
Sekira 100 tentara Rusia lainnya terluka, seperti diberitakan AFR.
Ukraina menembakkan roket HIMARS buatan AS dalam serangan itu.
Sementara itu, pihak Ukraina mengatakan jumlah tentara Rusia yang tewas mencapai ratusan.
Pejabat Ukraina mengatakan keberhasilan mereka membuktikan taktik Rusia dalam beberapa bulan terakhir menghujani serangan udara untuk melumpuhkan infrastruktur energi Ukraina semakin gagal.
Kegagalan ini diiringi dengan upaya Ukraina yang memperkuat pertahanan udaranya.
Serangan Ukraina di Makiivka ini disebut sebagai serangan yang mengerikan.
Blogger militer Rusia, Archangel Spetznaz Z mengomentari pihak Rusia yang menempatkan personel dalam jumlah besar di satu gedung.
Baca juga: Ukraina Balas Serangan Malam Tahun Baru Rusia, Enam Warga Donetsk dan Lugansk Meregang Nyawa
Korban adalah pasukan Rusia yang dimobilisasi
Komentator pro-Rusia, Igor Girkin menambahkan, korban sebagian besar adalah pasukan yang dimobilisasi.
Igor juga mengatakan amunisi disimpan di gedung yang sama dengan tentara, sehingga membuat kerusakan semakin parah.
"Hampir semua peralatan militer juga hancur, yang berdiri tepat di samping gedung tanpa penyamaran apapun," tulisnya di Telegram.
Beberapa korban tewas berasal dari wilayah Samara, Rusia barat daya, kata gubernur Samara kepada media Rusia, dikutip dari Euronews.
Gubernur Samara mendesak kerabat yang bersangkutan untuk menghubungi pusat perekrutan untuk mendapatkan informasi terkait korban.
Wakil juru bicara Duma Kota Moskow dan seorang jurnalis pro-Kremlin, Andrey Medvedev mengatakan pihak berwenang, sipil maupun militer, harus menghargai nyawa orang Rusia.
"Entah seseorang dengan nilai tertinggi dan kemudian menghukum karena kehilangan personel secara bodoh, karena pengkhianatan terhadap tanah air atau negara akan berakhir," tulis Medvedev di aplikasi perpesanan Telegram.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina