News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa di Turki

Dengar Suara Ibunya di Reruntuhan Akibat Gempa Turki, Wanita Ini Pasrah: Dia Tak Akan Bertahan

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang mencari korban selamat melalui puing-puing di Diyarbakir, pada 6 Februari 2023, setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda tenggara negara itu. - Wanita bernama Nurgul Atay pasrah ketika tim penyelamat kewalahan untuk mengevakuasi ibunya yang berada di bawah reruntuhan akibat gempa di Turki. Tim penyelamat mengaku tidak memiliki alat berat untuk mengevakuasi ibu Atay.

Dikutip dari Al Jazeera, Turki berada di salah satu zona gempa paling aktif di dunia.

Gempa berkekuatan 7,8 SR pada Senin lalu adalah yang paling kuat yang melanda negara itu sejak 1999.

Baca juga: Jumlah Korban Tewas Gempa Turki Capai 7.825 Orang, Timbulkan Pertanyaan tentang Standar Bangunan

Pada Agustus 1999, gempa berkekuatan 7,6 SR mengguncang Marmara, wilayah padat penduduk di selatan Istanbul, kota terbesar di Turki, selama 45 detik.

Dalam beberapa hari, jumlah kematian resmi mencapai 17.500.

Pajak Gempa Dipertanyakan

Setelah gempa menghancurkan bangunan di Gaziantep, masyarakat di sana mengutarakan ketidakpuasannya.

Masyarakat di wilayah Gaziantep mempertanyakan hasil pajak yang selama ini ditarik.

Baca juga: Bantu Korban Gempa Turki, Pro Player Valorant Donasi 25 Euro per Kill Shorty di VCT Lock In Brasil

Pungutan yang dijuluki "pajak gempa" yang diterapkan setelah gempa pada tahun 1999, terus ditarik.

"Orang-orang memberontak (pada Selasa) pagi. Polisi harus turun tangan," kata Celal Deniz kepada AFP.

Saudara dan keponakannya saat ini masih terjebak di bawah reruntuhan.

Deniz pun mempertanyakan kemana perginya pajak yang selama ini dipungut.

"Kemana perginya semua pajak kita, yang dikumpulkan sejak 1999?" ungkap Deniz.

Baca juga: Gempa Turki, Bocah 6 Tahun Diselamatkan dari Puing-puing Gedung 7 Lantai

Pendapatan – sekarang diperkirakan bernilai 88 miliar lira, atau 4,6 miliar dolar AS – dimaksudkan untuk dibelanjakan untuk pencegahan bencana dan pengembangan layanan darurat.

Namun bagaimana uang ini sebenarnya dibelanjakan tidak diketahui publik.

Jika tidak ada cukup penyelamat, para relawan mengatakan mereka harus turun tangan dan melakukan kerja keras sendiri.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini