“Artinya, mulai saat ini orang-orang yang terlibat penjarahan atau penculikan harus tahu bahwa tangan tegas negara ada di belakang mereka,” katanya.
Seorang penduduk mengatakan dia menyaksikan penjarahan pada hari-hari pertama setelah gempa Senin sebelum meninggalkan kota menuju desa.
“Orang-orang menghancurkan jendela dan pagar toko dan mobil,” kata Mehmet Bok (26) yang sekarang kembali ke Antakya dan mencari rekan kerja di gedung runtuh.
Sejumlah 48 penjarah telah ditangkap oleh otoritas Turki.
Para tersangka ditahan di delapan provinsi berbeda sebagai bagian dari penyelidikan penjarahan.
Pada hari Sabtu (11/2/2023), dua kelompok penyelamat dan bantuan Jerman menghentikan operasi, dengan alasan masalah keamanan di tengah laporan tembakan.
Tim Austria juga sempat menangguhkan pekerjaan sebelum melanjutkan.
Baca juga: Lambannya Respons Penanganan Gempa Turki Bikin Erdogan Rentan Disingkirkan Lawan Politik
Bentrokan di Lokasi Pencarian Korban Gempa
Keamanan diperkirakan akan memburuk karena persediaan makanan berkurang
Seorang juru bicara militer Austria mengatakan bentrokan terjadi pada Sabtu pagi.
Bentrokan ini terjadi antara kelompok tak dikenal di provinsi Hatay.
Akibatnya, puluhan personel dari Unit Penanggulangan Bencana Pasukan Austria mencari perlindungan di sebuah base camp dengan organisasi internasional lainnya.
"Ada peningkatan agresi antar faksi di Turki," kata Letnan Kolonel Pierre Kugelweis dalam sebuah pernyataan, dikutip dari BBC Internasional.
"Peluang menyelamatkan nyawa tidak memiliki hubungan yang masuk akal dengan risiko keselamatan," lanjutnya.