Pasukan Rusia secara bertahap maju ke utara dan barat Bakhmut.
Sementara itu, pasukan Ukraina sedang berjuang untuk mempertahankan akses ke Kota Bakhmut.
“Kami tidak memiliki cukup sarana untuk tindakan ofensif. Tidak ada cukup peluru, tidak cukup peluncur granat tangan," tambahnya.
Cuaca Hambat Pergerakan Pasukan Rusia dan Ukraina
Baca juga: Industri Teknologi Rusia Kian Maju, Pendapatan Meroket 35,3 Persen
Selain itu, kolonel Ukraina itu menyebut beberapa faktor yang menghambat pergerakan pasukan Ukraina, seperti pergantian ke musim semi yang membuat tanah menjadi berlumpur.
Cuaca di sekitar medan perang juga selalu berkabut.
Hal ini dapat menghambat pasukan Ukraina untuk menyerang pasukan Rusia di Bakhmut.
"Selalu berkabut, Anda tidak bisa melihat apa pun di malam hari. Suhunya di atas nol selama tiga hari berturut-turut, semuanya mencair."
"Kelembapannya sangat buruk. Hujan terus turun di siang hari, yang memengaruhi kinerja tugas," jelasnya.
Meski pihak mengatakan mengepung Bakhmut, pihak Ukraina menyangkal hal itu.
"Izinkan saya memberitahu Anda tentang taktik baru Rusia. Pasukan reguler masuk, dan setelah beberapa hari, mereka menarik kembali unik Wagner," katanya.
"Pasukan reguler takut untuk bergerak maju. Sekarang kelompok 5-10-20 Wagner bergerak maju, mengambil posisi," lanjutnya.
"Wagner menyerang ke segala arah di Bakhmut sebagai kelompok terdepan yang tidak berhak untuk mundur. Kemudian pasukan pasukan reguler masuk," tambahnya.
"Pertempuran ganas sedang terjadi di sana. Komando melakukan segala yang bisa untuk menghentikan musuh maju melalui wilayah kami," Serhiy Cherevatyi, juru bicara komando militer timur Ukraina, Senin (27/2/2023).