TRIBUNNEWS.COM - Media asing turut menyoroti polusi udara di Jakarta yang disebut-sebut membuat langit Ibu Kota Indonesia itu menjadi kelabu.
Associated Press, ABC News, South China Morning Post, hingga Reuters mewartakan hal ini dengan beragam judul.
Diwartakan sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai kualitas udara di Jakarta yang buruk disebabkan karena adanya pengaruh udara dari timur yang bersifat kering.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Sigit Reliantoro menerangkan bahwa udara dari timur itu merupakan siklus yang biasa terjadi di bulan Juni, Juli dan Agustus.
Kondisi ini diperparah dengan adanya aktivitas ekonomi yang menambah tercemarnya kualitas udara di Jakarta.
"Seperti penggunaan bahan bakar, baik dari masyarakat maupun industri," Sigit menerangkan.
Baca juga: Kemarau Panjang hingga Aktivitas Pabrik Berbasis Batu Bara Jadi Penyebab Polusi Udara Jabodetabek
Berikut ini sejumlah media asing yang turut menyoroti polusi udara di Jakarta, yang membuat langit Ibu Kota Indonesia itu menjadi kelabu:
1. Associated Press
Pertama, Associated Press atau AP News memberi judul laporan mereka dengan: "Jakarta is the world’s most polluted city. Blame the dry season and vehicles for the gray skies". (Jakarta adalah kota paling tercemar di dunia. Salahkan musim kemarau dan kendaraan untuk langit kelabu).
Diketahui, perusahaan teknologi kualitas udara Swiss menobatkan kota itu sebagai kota paling tercemar di dunia.
"Musim kemarau dan kendaraan bermotor menjadi penyebab utama polusi udara di Jakarta," kata pihak berwenang Indonesia, Jumat (11/8/2023).
Asap tebal dan langit kelabu tampak setiap pagi selama beberapa bulan terakhir di Jakarta, ibu kota negara terpadat keempat di dunia.
Jakarta secara rutin menduduki peringkat teratas kota-kota paling tercemar di dunia, berdasar peringkat IQAir.
"Kondisi kualitas udara Jakarta sepanjang tahun 2023 sedikit berfluktuasi," kata Asep Kuswanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dalam konferensi, Jumat (11/8/2023).
Baca juga: Pemerintah Perlu Tegas Terapkan Regulasi yang Sudah Ada Untuk Cegah Polusi Udara