Saat menyuarakan dukungan untuk Gaza, pemerintah daerah Dagestan mengimbau warganya untuk tetap tenang dan tidak mengambil bagian dalam protes semacam itu.
Baca juga: Israel Tak Terima Starlink Beri Akses Internet Bantuan Internasional ke Gaza
Pemerintah memperingatkan para pengunjuk rasa untuk tidak melanjutkan tindakan ilegal dan tidak mengganggu pekerjaan pegawai bandara.
Pernyataan tersebut menambahkan:
“Tidak mudah bagi kita masing-masing untuk berdiri dan menyaksikan pembantaian tidak manusiawi terhadap penduduk sipil – rakyat Palestina."
"Pada saat yang sama, kami mengimbau warga republik untuk tidak menyerah pada provokasi kelompok destruktif dan tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat."
Korban Tewas Palestina Mencapai 8000 Orang
Insiden ini terjadi ketika Israel terus melanjutkan operasi darat di Jalur Gaza, di mana serangan udara terus berlanjut.
Lebih dari 8.000 warga Palestina, termasuk 3.324 anak-anak, telah tewas di Jalur Gaza sejak perang dimulai.
Setidaknya 1.400 warga Israel dan warga negara asing tewas di Israel, sebagian besar akibat serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober.
Mufti Agung Dagestan, Syekh Akhmad Afandi, mengimbau warga menghentikan kerusuhan di bandara.
"Anda salah. Masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan cara ini."
"Kami memahami dan merasakan kemarahan Anda dengan sangat menyakitkan."
"Kami akan menyelesaikan masalah ini secara berbeda. Bukan dengan demonstrasi, tapi dengan tepat."
"Sabar dan tenang lah,” ujarnya dalam video yang diunggah di Telegram.
Badan penerbangan sipil Rusia, Rosaviatsia, kemudian melaporkan bahwa lapangan terbang tersebut sudah "dibersihkan" dari orang-orang yang tidak berkepentingan.