Lebih dari 11.000 orang, banyak di antaranya anak-anak, telah meninggal di wilayah kantong tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Namun, Washington menolak seruan gencatan senjata meskipun ratusan ribu pengunjuk rasa pro-Palestina turun ke jalan di seluruh AS.
Sebaliknya, pemerintahan Biden mendesak adanya “jeda kemanusiaan” dalam serangan Israel.
Pemerintahan Biden menghadapi kecaman dari organisasi non-pemerintah atas penyediaan peluru artileri, serta amunisi lainnya, ke Israel.
Lebih dari 30 organisasi semacam itu menulis surat kepada Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada hari Senin untuk memintanya agar tidak mengirimkan peluru kaliber 155 mm/
"Di Gaza, salah satu tempat yang paling padat penduduknya di dunia, peluru artileri 155 mm tidak pandang bulu… Amunisi ini tidak terarah dan memiliki radius kesalahan yang tinggi,” kata pernyataan tersebut
Lebih dari 500 mantan staf kampanye Biden juga mendesak Presiden AS Joe Biden untuk mendesak gencatan senjata di Jalur Gaza yang terkepung.
Dalam surat mereka yang dipublikasikan secara online dan ditandatangani oleh mantan pegawai kampanye Biden pada tahun 2020, serta Komite Nasional Demokrat dan organisasi Partai Demokrat tingkat negara bagian, mereka menyatakan desakan gencatan senjata.
Kelompok staf tersebut, yang menamakan diri mereka Alumni Biden untuk Perdamaian dan Keadilan, menulis: “Anda harus menyerukan gencatan senjata, pertukaran sandera, dan deeskalasi, serta mengambil langkah nyata untuk mengatasi kondisi pendudukan, apartheid, dan pembersihan etnis yang menjadi akar kekerasan mengerikan yang kita saksikan sekarang.”
(oln/sptnk/blmbrg/*)