“Pasukan terus menggeledah rumah sakit dengan cara yang tepat dan berdasarkan intelijen,” kata juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari pada konferensi pers Rabu malam.
“Kami akan terus melakukannya, untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut, untuk menemukan aset tambahan, dan mengungkap aktivitas teror di dalam rumah sakit.”
Presiden AS Joe Biden mengatakan Hamas melakukan kejahatan perang dengan menempatkan markas militernya di bawah rumah sakit. Dia mengatakan Israel masuk ke Al Shifa dengan pasukan bersenjata terbatas.
“Mereka diberitahu kami membahas perlunya mereka sangat berhati-hati,” kata Biden kepada wartawan pada hari Rabu.
Militer Israel tidak menyebutkan menemukan pintu masuk terowongan di Al Shifa. Sebelumnya disebutkan bahwa Hamas telah membangun jaringan terowongan di bawah rumah sakit. Hamas membantahnya dan menolak pernyataan terbaru militer.
“Pasukan pendudukan masih berbohong karena mereka membawa sejumlah senjata, pakaian dan peralatan dan menempatkannya di rumah sakit dengan cara yang memalukan,” kata anggota senior Hamas yang berbasis di Qatar, Ezzat El Rashq.
Baca juga: Benarkah Israel Bangun Benteng Rahasia di Bawah Al-Shifa, RS Terbesar di Gaza?
“Kami telah berulang kali meminta komite dari PBB, Organisasi Kesehatan Dunia, dan Palang Merah untuk memverifikasi kebohongan pendudukan.”
Pasukan Israel menggerebek kompleks Shifa pada Rabu malam “untuk kedua kalinya dalam 24 jam” WAFA, kantor berita resmi Palestina. Menreka menggunakan buldoser dan kendaraan militer.
Kantor berita Shehab yang berafiliasi dengan Hamas melaporkan pada Kamis pagi bahwa tank-tank Israel menyerbu Al Shifa dari sisi selatan kompleks tersebut dan terdengar suara tembakan di daerah tersebut.
Biden mengatakan pada hari Rabu bahwa dia telah menjelaskan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina dan bahwa menduduki Gaza akan menjadi “kesalahan besar”.
Biden mengatakan kepada wartawan bahwa dia melakukan segala dayanya untuk membebaskan sandera yang ditahan oleh militan Hamas, namun hal itu tidak berarti mengirimkan militer AS.
Washington telah meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah, mengirimkan dua kapal induk dan kapal pendukung ke wilayah tersebut, untuk mencegah konflik meluas dan menghalangi Iran, pendukung lama Hamas, untuk terlibat. (Alaraabiya/JerusalemPost/Al Jazeera)