Yakni untuk memperkuat program rudal jarak jauhnya.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakku saat ini pihaknya mengawasi rencana peluncuran rudal Korea Utara.
Baca juga: Korea Utara Tutup Beberapa Kedutaannya Karena Memperbaiki Misi Diplomatik
Korea Utara sebelumnya meluncurkan satelit mata-mata pada dini hari, dan ada kemungkinan upaya ketiga akan berhasil.
Peluncuran ini akan menjadi yang pertama sejak pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melakukan perjalanan luar negeri pada bulan September ke Rusia.
Selama di Rusia, Kim Jong Un mengunjungi pusat peluncuran ruang angkasa paling modern, di mana Presiden Vladimir Putin berjanji untuk membantu Pyongyang membangun satelit.
Jika peluncuran benar-benar terjadi, kemungkinan akan dilakukan tepat sebelum Korea Selatan meluncurkan satelit pengintai pertamanya dengan bantuan AS pada 30 November 2023.
Rencananya, Seoul akan menggunakan roket SpaceX Falcon-9 dari pangkalan militer AS di Vandenberg.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-617: Korea Utara Kirim 1 Juta Peluru Artileri ke Moskow
Rencana Korea Utara bisa saja melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB
Dewan Keamanan PBB melarang peluncuran satelit apa pun oleh Korea Utara karena menganggap peluncuran tersebut sebagai uji coba terselubung terhadap teknologi misilnya.
Korea Utara telah berusaha meluncurkan satelit mata-mata dua kali pada awal tahun ini, namun gagal karena alasan teknis.
Dan dalam beberapa hari terakhir, para pejabat Korea Selatan mengatakan bahwa negara tersebut tampaknya akan segera mencobanya lagi.
Awalnya, peluncuran ini dijadwalkan pada bulan Oktober, entah karena alasan apa sampai akhirnya diundur bulan ini.
Pyongyang mengaku butuh satelit mata-mata untuk menghadapi meningkatnya ancaman militer dari pimpinan AS.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)