"Saya mendengar suara yang sangat keras dan kemudian merasakan sakit di punggung saya…kemudian saya tidak bisa merasakan kaki saya," kata seorang wanita yang terluka.
Tim penyelamat Bulan Sabit Merah Iran merawat orang-orang yang terluka pada upacara tersebut, di mana ratusan warga Iran berkumpul untuk menandai peringatan pembunuhan Soleimani.
Baca juga: Jumlah Korban Tewas dari Ledakan di Iran Bertambah Jadi 103 Orang, Ada 2 Dua Bom, Ulah Siapa?
Beberapa kantor berita Iran mengatakan jumlah korban luka jauh lebih tinggi.
"Suara yang mengerikan terdengar di sana, meskipun keamanan dan keselamatan telah dilakukan. Masalah ini masih dalam penyelidikan," kata Kepala Masyarakat Bulan Sabit Merah Kerman, Reza Fallah, dikutip dari Al Jazeera.
Belakangan, kantor berita negara mengatakan kuburan tersebut telah dievakuasi dan ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut. Pemerintah mengumumkan bahwa Kamis akan menjadi hari berkabung.
Meskipun pihak berwenang tidak secara terbuka menyalahkannya, komandan utama pasukan Quds Iran Esmail Qaani mengatakan serangan itu dilakukan oleh "agen rezim Zionis (Israel) dan Amerika Serikat".
Teheran sering menuduh musuh bebuyutannya, Israel dan Amerika Serikat, mendukung kelompok militan anti-Iran.
Baca juga: BREAKING NEWS Ledakan Guncang Iran di Dekat Makam Jenderal Soleimani, 20 Tewas, 50 Luka-luka
TV pemerintah menunjukkan kerumunan orang berkumpul di pemakaman pada malam hari, meneriakkan: "Matilah Israel" dan "Matilah Amerika".
Amerika Serikat sama sekali tidak terlibat dalam ledakan tersebut dan tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa Israel terlibat dalam ledakan tersebut, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller dalam konferensi pers rutin.
Kementerian luar negeri Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan menggunakan semua cara internasional untuk mengidentifikasi dan mengadili mereka yang terlibat dalam serangan dan pendukung mereka.
Sementara itu, Presiden Raisi membatalkan rencana kunjungan ke Turki pada Kamis.
(Tribunnews.com/Whiesa)