Prank tersebut terjadi di tengah eskalasi militer di perbatasan Lebanon-Palestina, terutama setelah pembunuhan Wakil Ketua Hamas Saleh al-Arouri oleh Israel, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran.
Baca juga: Petinggi Pasukan Elite Radwan Tewas, Hizbullah akan Meledak, Netanyahu Malah Datang ke Kiryat Shmona
Mantan Walikota Kiryat Shmona: Israel yang Dihalangi, bukan Hizbullah
Prosfer Azran, mantan Wali Kota Kiryat Shmona, pemukiman Israel di Utara, memperingatkan, pada Selasa, kalau Hizbullah bukanlah pihak yang 'diredam', melainkan Israel yang menjadi pihak cenderung 'terhalang'.
Paradigma 'deterred' terjadi dalam konteks siapa pihak yang seharusnya menjauh dari perbatasan.
Selama ini, IDF dikenal sebagai pasukan ofensif dalam menghadapi ancaman, tapi menghadapi Hizbullah saat ini, tentara Israel cenderung pasif dan defensif agar menghindari terjadinya perluasan perang dan terbentuknya front kedua setelah perang di Gaza.
Baca juga: Biasanya Menyerang, Tentara Israel Kini Diajari Bertahan: Gali Lubang Berdiam di Perbatasan Lebanon
Sikap defensif ini yang membuat banyak pemukim Israel di Perbatasan Utara gemas.
Berbicara kepada Channel 12 Israel, Prosfer Azran mengkritik kinerja pemerintah Israel mengenai situasi di perbatasan utara.
Dia menyatakan keraguan terhadap kepemimpinan pemerintahan militer Israel dalam menghentikan aksi milisi perlawanan di Lebanon dan mengurangi ancamannya.
"Media Israel pada Selasa menunjukkan bahwa entitas pendudukan sedang menyaksikan periode yang belum pernah terjadi sebelumnya dan bahwa situasi di front utara “sangat berbahaya” dan front internal berada di bawah ancaman yang akan segera terjadi," kata laporan Al-Mayadeen.
"Lebih lanjut menjelaskan situasi yang memburuk di perbatasan Lebanon-Palestina, laporan Israel menyatakan pekan lalu bahwa Hizbullah telah menetapkan zona keamanan beberapa kilometer di dalam Israel dengan menggunakan kemampuan militernya dan melalui operasinya melawan pendudukan Israel," tulis laporan tersebut.