Militer AS melancarkan serangan udara ke beberapa tempat di Irak dan Iran pada hari Jumat, (2/2/2024).
Serangan itu adalah balasan atas serangan drone di pangkalan AS di perbatasan Yordania-Suriah.
Menurut AS, tempat itu digunakan oleh milisi yang didukung Iran dan IRGC.
Dilansir dari Associated Press, AS menyerang lebih 85 target di tujuh tempat.
Tempat itu termasuk markas komando dan pengendali; pusat intelijen, roket, rudal, pesawat tanpa awak; dan tempat penyimpanan amunisi serta fasilitas lain yang terkait dengan milisi yang didukung Iran.
Serangan AS segera berhenti setelah AS menargetkan pemimpin senior IRGC di perbatasan. AS disebut tak ingin konflik itu meluas.
Baca juga: Setelah Serang Irak, Suriah, dan Yaman, AS Bertekad Terus Targetkan Kelompok yang Didukung Iran
Meski demikian, Presiden AS Joe Biden mengklaim pihaknya akan kembali melancarkan serangan.
“Respons kita dimulai hari ini. Respons itu akan berlanjut di tempat dan waktu yang kita pilih,” kata Biden.
“Biarkan mereka yang mungkin ingin membahayakan kita mengetahu ini: Jika kalian mencelakai orang Amerika, kami akan membalasnya,” demikian peringatan Biden.
Biden dan pemimpin AS lainnya juga sudah mengatakan bahwa balasan AS tidak hanya satu serangan, tetapi “balasan yang bertingkat”.
Sementara itu, John Kirby menyerbut AS telah diseleksi dengan hati-hati demi menghindari korban warga sipil.
Pemilihan target didasarkan pada bukti bahwa target itu terkait dengan serangan terhadap tentara AS di Timur Tengah.
Menurut Direktur Staf Gabungan Letjen Douglas Sims, serangan AS itu berlangsung selama sekitar 30 menit.
(Tribunnews/Febri)