Suara tembakan kemudian terdengar dan dia pun berteriak.
Diyakini sebagai satu-satunya yang selamat, Hind kemudian menghubungi lagi petugas operator, yang mencoba menenangkannya saat mereka bersiap mengirim ambulans.
"Tolong datang dan selamatkan aku," ujar Hind sambil menangis di rekaman audio lainnya.
"Aku sangat takut, tolong datang."
PRCS mengatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan militer Israel untuk menyelamatkan bocah itu.
PRCS pun baru bergerak setelah mendapat lampu hijau.
Dua kru kemudian dikirimkan, yakni Youssef Zeino dan Ahmed Al-Madhoon.
"Dalam komunikasi terakhir kami dengan tim, mereka mengatakan pasukan pendudukan mengarahkan sinar laser ke arah mereka. Kami mendengar suara tembakan dan kemudian ledakan," kata juru bicara Bulan Sabit Merah di Ramallah, Nebal Farsakh.
Kontak kemudian terputus baik dengan tim ambulans dan Hind.
Keluarga, kolega, dan banyak orang di seluruh dunia khawatir tentang nasib mereka.
“Sementara kami terus menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi, kami ingin menegaskan kembali bahwa warga sipil harus dilindungi – tidak ada anak yang boleh merasa takut akan nyawanya, dikelilingi oleh jenazah anggota keluarga mereka," kata juru bicara Komite Palang Merah Internasional (ICRC) kepada Reuters.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)