News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Trauma Pertempuran Seif al-Quds, Israel Takut Ramadan yang Meledak-ledak di Seluruh Area Pendudukan

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Palestina melarikan diri dari Khan Yunis ke Rafah di Jalur Gaza selatan pada 4 Desember 2023, setelah tentara Israel meminta orang-orang untuk meninggalkan daerah tertentu di kota itu, ketika pertempuran antara Israel dan militan Hamas terus berlanjut. Israel memperluas serangannya terhadap militan Hamas di Gaza yang terkepung, ketika kekhawatiran internasional semakin mendalam atas meningkatnya jumlah korban warga sipil dalam perang yang dipicu oleh serangan tanggal 7 Oktober. (Photo by MAHMUD HAMS / AFP)

Baru-baru ini, rezim keamanan Israel sangat membatasi masuknya warga Palestina ke salah satu situs paling suci, Masjid al-Aqsa, di al-Quds yang diduduki.

Langkah ini dilakukan seiring dengan meningkatnya penindasan sistematis terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan, termasuk kampanye penahanan skala besar dan pembunuhan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Baca juga: Di Bawah Perlindungan IDF, Pemukim Israel Serang Kota Burqa: Bakar Rumah-Kendaraan Warga Palestina

"Dalam konteks ini, para pejabat militer dan intelijen Israel telah merekomendasikan agar pembatasan dilonggarkan, karena khawatir kalau"Hamas akan memanfaatkan waktu paling penting bagi umat Islam, sebagai kesempatan untuk mengobarkan [Tepi Barat]," Yoav Zitun, analis urusan militer untuk Israel. Situs berita Israel Ynet, menulis.

Baca juga: Intelijen Israel Cemas Hamas Meledak dan Kobarkan Api Perang di Tepi Barat Saat Bulan Suci Ramadan

Inti perdebatan di level pengambil keputusan Israel adalah boleh tidaknya mengizinkan pekerja Palestina masuk ke-48 wilayah pendudukan.

Menurut Zitun, pihak berwenang Israel sedang mendiskusikan proses untuk mengizinkan 100.000 warga Palestina memasuki wilayah pendudukan.

Ribuan keluarga Palestina mencari peluang kerja di wilayah-wilayah pendudukan, karena memburuknya kondisi ekonomi di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki, yang merupakan akibat langsung dari pendudukan Israel di Palestina.

Sejak Israel melancarkan agresinya di Jalur Gaza, mereka juga melarang semua pekerja Palestina memasuki 48 wilayah pendudukan.

Gambar selebaran yang dirilis oleh tentara Israel pada 4 Februari 2024 ini menunjukkan pasukan Israel dilaporkan beroperasi di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (TENTARA ISRAEL / AFP)

Respons Israel terhadap Proposal Perjanjian Gencatan Senjata

Sumber-sumber Palestina mengungkapkan kepada Al Mayadeen sebelumnya kalau tanggapan Israel terhadap proposal gencatan senjata Perlawanan, yang melibatkan rencana tiga tahap dengan permintaan beberapa konsesi namun tidak mencakup penarikan seluruh pasukan Israel.

Tahap pertama, menurut sumber tersebut, akan terdiri dari gencatan senjata selama 35 hari dan kemungkinan diperpanjang selama tujuh hari berikutnya.

Tahap kedua bisa berlangsung selama 30 hari, tambah sumber tersebut, seraya mencatat bahwa tahap ketiga tidak memiliki jangka waktu yang ditentukan.

Mengenai klausul penarikan pasukan, sumber tersebut menyatakan bahwa Israel meminta penggantian kata "berpenduduk" dengan berpenduduk padat untuk menunjukkan bahwa pasukan akan tetap ditempatkan di daerah yang tidak berpenghuni.

Mereka lebih lanjut mengatakan, Israel juga memperbaiki klausul tentang rehabilitasi rumah sakit tetapi tidak membangunnya kembali.

Selain itu, mereka sepakat untuk menunda serangan udara di Gaza hanya selama enam jam setiap hari.

(oln/almydn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini