Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM – Blokade Gaza oleh pasukan pendudukan Israel membuat pasokan bahan makanan untuk warga sipil Gaza yang dikirim berbagai negara dan lembaga kemanusiaan benar-benar kesulitan masuk ke wilayah Gaza.
Akibatnya, warga Gaza mengalami kelaparan amat parah. Di Gaza Utara, kantor berita Wafa melaporkan ada ratusan warga yang mengalami kelaparan karena sulitnya mendapat bahan pangan.
Kondisi ini juga mendatangkan kesengsaraan bagi anak-anak di Gaza. Mereka harus berjuang membantu orang tuanya mendapatkan makanan setiap harinya.
Seperti yang dialami Mohammed Zo'rab.
Setiap pagi, bocah berusia 11 tahun ini harus pergi ke kota Rafah di Gaza selatan demi mendapatkan makanan.
Dia membawa mangkuk plastik besar dan pergi ke sekolah-sekolah yang telah menjadi pusat pengungsian, dan ke kamp-kamp sementara di pinggir jalan demi mendapatkan makanan.
Mohammed adalah satu dari ribuan anak yang menjadi pengumpul makanan utama bagi keluarga mereka.
“Saat saya kembali ke keluarga saya dengan makanan ini, mereka bahagia dan kami semua makan bersama,” kata Mohammed.
"Kadang-kadang saya pergi dengan tangan kosong. Itu membuat saya merasa sedih,” sambungnya.
Baca juga: Israel Tembak Mati 10 Warga Gaza yang Sedang Menunggu Truk Pembawa Bantuan Makanan
Mohammed merupakan anak tertua dari empat bersaudara dan tinggal bersama ibu, ayah, dan saudara-saudaranya di tempat penampungan kecil yang terbuat dari plastik dan terpal.
“Saat antrean sedang ramai dan ada hampir 100 orang di depan saya, saya menyelinap di antara orang-orang,” kata Mohammed.
Krisis Pangan Melanda Gaza
Belum lama ini Program Pangan Dunia (WFP) mengonfirmasi telah menghentikan kembali pengiriman makanan ke pengungsi yang berada di Gaza Utara.
“Keputusan untuk menghentikan pengiriman ke bagian utara Jalur Gaza bukanlah keputusan yang mudah, karena kita tahu hal ini berarti situasi di sana akan semakin memburuk dan lebih banyak orang berisiko meninggal karena kelaparan,” kata pejabat WFP dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: AS, Israel, Mesir dan Qatar Sepakati Kerangka Dasar Pembebasan Sandera Hamas di Gaza
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan yang mengurusi anak-anak (UNICEF) mengatakan persediaan makanan dan air bersih sangat langka dan penyakit merajalela.
Hal itu mengakibatkan lonjakan malnutrisi akut di Gaza sejak perang Israel dengan Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023.
Krisis pangan ini sangat serius di wilayah utara, di mana pada Januari 2024 satu dari enam anak di bawah usia dua tahun dilaporkan mengalami kekurangan gizi akut, dan situasinya kemungkinan akan menjadi lebih buruk saat ini.