News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Ada Perdana Menteri Baru di Israel, Netanyahu Telah Jadi Pelayan Majikannya Itamar Ben Gvir

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Benjamin Netanyhu dan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir. Keduanya diketahui datang dari kelompok sayap kanan ultranasionalis.

Ada Perdana Menteri Baru di Israel, Netanyahu Telah Jadi Pelayan Majikannya Itamar Ben Gvir

TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar harian berbahasa Ibrani yang diterbitkan di Israel, Maariv, memberikan kritik menohok terhadap pemerintahan perdana menteri Benjamin Netanyahu dengan memberikan ulasan berjudul "Ada Perdana Menteri Baru di Israel.

Dalam ulasannya, media terbesar kedua di Israel itu menyatakan, meski berstatus sebagai perdana menteri, dalam praktiknya saat mengambil keputusan, "Benjamin Netanyahu telah menjadi pelayan majikannya, Itamar Ben Gvir".

Baca juga: Pesan Singkat Al Qassam ke Warga Israel Soal Nasib Para Sandera Seusai Netanyahu Ancam Serbu Rafah

"Dan ini menimbulkan pertanyaan yang jelas: Sejauh mana kondisi (posisi politik dan pemerintahan) Netanyahu memburuk?" kata surat kabar tersebut, dilansir Khaberni, Kamis (2/5/2024).

Kritik ini menyusul adegan publik di mana Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir muncul di depan kamera beberapa hari yang lalu ketika meninggalkan Kantor Netanyahu, dalam kapasitasnya sebagai penjabat Perdana Menteri, dan mengumumkan dengan nada yang keras dan jelas: “Saya memperingatkan Perdana Menteri bahwa kalau kita tidak memasuki Rafah, akan ada kesepakatan ilegal (bubarnya koalisi dan penarikan diri dan dukungan ke pemerintah Netanyahu.. 

Kantor Perdana Menteri Israel lalu merespons kata-kata tersebut, dan berjanji kalau Israel akan memasuki Rafah, dan berjanji bahwa perang akan terus berlanjut, dan berjanji bahwa tidak akan ada pembubaran koalisi pemerintahan.

Baca juga: Ratusan Yahudi Ekstremis Serbu Masjid Al-Aqsa, Yordania Ngamuk, Ben Gvir Ingin Ubah Status Quo

"Ini adalah kata-kata dan nada suara yang tidak menimbulkan keraguan di hati setiap pendengar. Ada perdana menteri baru di Negara Israel," tulis Maariv. 

"Hal ini menimbulkan pertanyaan yang jelas: Sejauh mana kondisi (posisi) Netanyahu memburuk? Hal ini telah mencapai titik di mana tanggapan awal dari seorang perdana menteri, demi menjaga martabatnya, tidak diucapkan," ulas Maariv. 

Surata kabar Israel itu menilai, Netanyahu, meskipun ada ribuan perbedaan pendapat, tahu apa yang diinginkan mayoritas rakyat, yaiut pembebasan tahanan.

"Dan dia juga tahu apa yang penting dan berguna bagi rakyat. Namun dia mengikuti Ben Gvir dan Bezalel Smotrich, karena itulah yang baik bagi Netanyahu karena alasan yang jelas," kata ulasan tersebut.

Baca juga: Ratusan Yahudi Ekstremis Serbu Masjid Al-Aqsa, Yordania Ngamuk, Ben Gvir Ingin Ubah Status Quo

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir menghadiri rapat kabinet di kantor Perdana Menteri di Yerusalem pada 20 Agustus 2023 (AMIR COHEN / POOL / AFP)

Siapa Ben-Gvir?

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir mengancam akan membubarkan pemerintah Israel jika menghentikan serangan di Jalur Gaza.

Ben-Gvir mengancam akan membubarkan pemerintah Israel jika pemboman di Gaza berhenti

Siapa Ben-Gvir? Itamar Ben-Gvir adalah politisi yang lahir pada 6 Mei 1976, dia adalah seorang pengacara Israel dan politikus sayap kanan.

Dia menjabat sebagai Menteri Keamanan Nasional. Dia adalah anggota Knesset dan pemimpin Otzma Yehudit.

Ben-Gvir, seorang pemukim di Tepi Barat yang diduduki Israel, telah menghadapi tuduhan ujaran kebencian terhadap orang Arab.

Ben-Gvir diketahui memiliki potret seorang teroris Israel-Amerika bernama Baruch Goldstein di ruang tamunya.

Teroris tersebut adalah orang yang membantai 29 jamaah Muslim Palestina dan melukai 125 orang di Hebron, dalam pembantaian di Gua Para Leluhur tahun 1994.

Baruch Goldstein adalah orang membunuh sekitar 30 orang Palestina dalam serangan penembakan jamaah yang baru selesai shalat Jumat di masjid di Hebron.

Ben-Gvir kemudian menghapus potret itu setelah dia memasuki dunia politik.

Dia juga sebelumnya dihukum karena mendukung kelompok teroris yang dikenal sebagai Kach, yang menganut Kahanisme, sebuah ideologi Zionis agama ekstremis.

Di bawah kepemimpinannya, Otzma Yehudit (Kekuatan Yahudi), sebuah partai yang menganut Kahanisme dan anti-Arabisme, memenangkan enam kursi dalam pemilihan legislatif Israel tahun 2022, dan diwakili dalam apa yang disebut sebagai pemerintahan paling sayap kanan dan garis keras di Israel dalam sejarah.

Dia menyerukan pengusiran warga Arab Israel yang tidak setia kepada Israel.

Ben Gvir "dikenal luas karena pandangan dan aktivitasnya yang rasis dan anti-Arab".

Sosiolog Israel Eva Illouz mengatakan Ben Gvir mewakili "fasisme Yahudi".

Ben Gvir telah lama dituduh sebagai provokator, setelah sebelumnya memimpin beberapa kunjungan ke Temple Mount sebagai aktivis dan anggota Knesset, demonstrasi yang kontroversial melalui Kawasan Muslim Kota Tua Yerusalem, dan mendirikan kantor di lingkungan Sheikh Jarrah yang menyaksikan beberapa penggusuran orang Palestina.

Pada tanggal 3 Januari 2023, ia mengunjungi Temple Mount di mana Masjid al-Aqsa berada, memicu gelombang kritik internasional yang menyebut kunjungannya sengaja bersifat provokatif.

Sebagai seorang pengacara, ia dikenal karena membela kaum radikal dan teroris Yahudi yang diadili di Israel.

Ancam Bubarkan Pemerintah Israel Jika Setop Bombardir Gaza

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir mengancam akan membubarkan pemerintah Israel jika menghentikan serangan di Jalur Gaza.

Ben-Gvir mengancam akan membubarkan pemerintah Israel jika pemboman di Gaza berhenti

Ben-Gvir, mengancam akan membubarkan pemerintahan koalisi jika pemboman di Gaza berhenti.

Ben-Gvir mengatakan dalam sebuah postingan di X kemarin: “Menghentikan perang = pembubaran pemerintah.”

Ancaman menteri sayap kanan Israel tersebut bertepatan dengan pembicaraan tentang kemungkinan perjanjian baru untuk gencatan senjata kemanusiaan jangka panjang di Jalur Gaza.

Menteri Keuangan, Bezalel Smotrich, mengatakan pada X bahwa gencatan senjata sebagai imbalan untuk mengembalikan semua tawanan perang yang ditahan di Gaza adalah “sebuah rencana untuk melenyapkan Negara Israel.”

Komentar Smotrich merupakan tanggapan terhadap postingan di X oleh komentator urusan Arab di Radio Angkatan Darat, Jacky Hugi, yang mengatakan:

“Sebuah proposal akan segera diajukan kepada pemerintah Israel dan masyarakat Israel: pembebasan semua korban penculikan, termasuk tentara – sebagai imbalan untuk mengakhiri perang.”

Gencatan senjata kemanusiaan selama empat hari dimulai pada hari Jumat setelah mediasi Qatar-Mesir-AS,

dan kemudian diperpanjang pada hari Senin untuk dua hari tambahan.

Ketentuannya antara lain gencatan senjata sementara, pertukaran tahanan, dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Sejak 7 Oktober, tentara Zionis telah melancarkan agresi dahsyat di Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 15.000 orang Palestina meninggal dunia, termasuk 6.150 anak-anak, dan lebih dari 4.000 wanita,

selain kerusakan besar-besaran pada infrastruktur dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut pejabat tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini