Pasalnya, di acara tersebut, Trump mendapatkan sorakan dukungan dari para penggemarnya.
“Tidak ada tempat yang lebih baik daripada acara UFC untuk meluncurkan Tik Tok milik Presiden Trump, di mana ia menerima sambutan bak pahlawan dan ribuan penggemar menyemangatinya,” tambahnya.
Sebelumnya, Trump sempat ingin mencoba melarang aplikasi ini saat ia masih menjabat menjadi Presiden Amerika Serikat.
Alasan ia melarang aplikasi ini karena masalah keamanan.
Pada bulan April, Kongres meloloskan undang-undang yang akan memaksa penjualan TikTok oleh pemiliknya di Tiongkok, ByteDance, atau langsung melarang aplikasi tersebut, yang menampung sekitar sepertiga orang dewasa AS.
Undang-undang tersebut juga telah ditandatangani Presiden Biden keesokan harinya, dikutip dari Vanity Fair.
Namun, pada awal siklus kampanye ini, Trump membalikkan masalah ini.
Ia menyalahkan Biden karena melarang TikTok.
“Agar semua orang tahu, terutama kaum muda, Joe Biden yang bertanggung jawab atas pelarangan TikTok,” tulisnya di platform Truth Social miliknya.
“Dialah yang mendorong penutupannya, dan melakukannya untuk membantu teman-temannya di Facebook menjadi lebih kaya dan lebih dominan, dan mampu terus melawan, mungkin secara ilegal, Partai Republik," jelasnya.
Sementara terkait undang-undang dilarangnya TikTok, perusahaan induknya, ByteDance menggunggat undang-undang tersebut pada bulan lalu.
Mereka mengatakan bahwa undang-undang tersebut merupakan pelanggaran terhadap hak kebebasan berpendapat perusahaan.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Donald Trump, TikTok dan Pemilu AS 2024