"Pasukan tersebut melenyapkan sejumlah besar milisi dan membongkar infrastruktur perlawanan. Dalam sejumlah insiden berbeda, pasukan IDF mengidentifikasi sejumlah milisi Palestina yang sedang dalam perjalanan untuk menembaki mereka dan kemudian dilenyapkan dengan tembakan tank," klaim laporan Jerusalem Post mengutip sumber IDF.
"Menyusul informasi intelijen yang menunjukkan keberadaan para milisi perlawanan Palestina dan infrastruktur perlawanan di Khan Yunis di Gaza selatan, Divisi ke-98 IDF memulai operasi darat terhadap sasaran di daerah tersebut sambil mencari dan membongkar persenjataan dan infrastruktur pada Jumat pagi," tambah laporan itu.
Laporan juga menyatakan, kalau selama Kamis dan Jumat, IAF menyerang sekitar 60 sasaran di seluruh Jalur Gaza, termasuk struktur militer tempat milisi perlawanan Palestina beroperasi, persenjataan, dan infrastruktur tambahan pejuang Palestina.
IDF Salah Perhitungan, Mati Kutu di Perang Kota
Sebagai catatan, ini bukan pertama kali IDF melakukan operasi militer besar di Khan Yunis.
Sebelumnya, pasukan darat Israel juga pernah masuk menyerbu wilayah tersebut, namun kemudian berulang kali menarik pasukan mundur dengan alasan kalau operasi militer telah selesai.
Kini, pada Agustus 2024, IDF kembali mengulang pola yang sama, menggempur Khan Yunis dengan dalih 'informasi intelijen'.
Pada (7/4/2024) lalu, Radio Tentara Israel melaporkan kalau IDF Israel menarik seluruh unit Divisi 98, dengan tiga brigadenya, dari wilayah Khan Yunis setelah 4 bulan pertempuran.
Pakar militer dan strategis, Kolonel Hatem Karim Al-Falahi, memberikan analisis gambaran yang terjadi atas penarikan mundur pasukan IDF dari Khan Yunis saat itu.
Dia mengatakan, kalau operasi Tentara Israel di kota Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, didasarkan pada perkiraan yang salah.
IDF awalnya menetapkan, kalau operasi militer darat di Khan Yunis hanya akan memakan waktu 2 bulan.
Faktanya, hingga akhirnya ditarik mundur dengan berbagai dalih pada April lalu, pasukan IDF di Khan Yunis sudah bertempur selama 4 bulan, tanpa mendapatkan target yang mereka tetapkan.
Al-Falahi menganalisis - dalam segmen analisis militer di situs Al Jazeera - bahwa tidak mungkin memberikan jangka waktu pasti dalam hal pencapaian tujuan di kawasan terbangun (perkotaan) seperti Khan Yunis.
"Terutama karena sarana yang dikembangkan tidak konsisten dan tidak mampu mencapai tujuan dari operasi darat militer yang dilancarkan," katanya.
Ia menjelaskan, ada beberapa hal yang membuat IDF gagal di Khan Yunis merujuk dari salah perhitungan yang terjadi.