Pernyataan pihak Palestina itu dikeluarkan setelah militer Israel mengatakan pada Rabu kalau mereka melakukan operasi di wilayah Tammon dan Tubas.
IDF mengatakan kalau mereka memulai operasi dengan Badan Keamanan Israel (ISA) "melawan infrastruktur perlawanan,".
"Dan serangan udara dilakukan terhadap "pasukan perlawanan bersenjata" di wilayah Tubas, kata IDF.
Gubernur Tubas, Ahmad As'ad, mengatakan kepada CNN bahwa serangan tersebut mengenai sekelompok "pemuda Palestina yang tidak bersenjata" sekitar pukul 3 pagi waktu setempat.
Kelompok tersebut, yang berusia belasan dan dua puluhan tahun, sedang duduk di dekat sebuah masjid pada saat itu, katanya.
As’ad juga mengatakan lima orang tewas, demikian pula pernyataan dari Bulan Sabit Merah Palestina.
Video yang beredar menunjukkan sedikitnya satu mayat tak bergerak di dekat sebuah masjid di Tubas.
As’ad mengatakan “kami diberitahu oleh Kantor Koordinasi Palestina tentang operasi militer Israel di kota itu dan daerah sekitarnya” sebelum serangan itu.
Pasukan Israel menyerbu kota itu dan memblokir akses ke rumah sakit pemerintah, katanya, seraya menambahkan bahwa ada jam malam yang diberlakukan militer Israel.
“Situasinya berbahaya,” katanya.
Militer Israel telah melakukan penggerebekan besar-besaran dan serangan udara di beberapa bagian Tepi Barat dalam beberapa minggu terakhir.
Pada tanggal 28 Agustus, Israel meluncurkan operasi kontrateror besar-besaran dengan ISA di wilayah Jenin, Tulkarem, dan Tubas di utara Tepi Barat, dalam serangan yang menurut Israel merupakan yang paling ekspansif dalam beberapa tahun terakhir.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa operasi tersebut telah dipentaskan untuk "menggagalkan infrastruktur yang didukung Iran," dengan mengklaim bahwa Iran berupaya membangun "front timur" melawan Israel.
Israel telah meningkatkan operasi militernya di Tepi Barat, tempat bentrokan semakin sering terjadi sejak Israel memulai perangnya di Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober.
Sekitar 700 warga Palestina telah tewas di Tepi Barat sejak Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah dan PBB, yang angkanya tidak membedakan antara militan dan warga sipil.