"Memasuki kampanye besar-besaran di Lebanon, secara signifikan membahayakan kemampuan Israel untuk berfungsi sebagai negara dengan ekonomi, masyarakat, dan kehadiran internasional," katanya pada bulan Juni lalu.
Ia memperingatkan Israel, kemampuan Hizbullah tidak main-main.
Hizbullah mampu meluncurkan ribuan rudal untuk melumpuhkan seluruh negara.
"Mereka memiliki rudal presisi yang dapat menghancurkan ladang gas Israel dalam hitungan detik. Israel tidak dapat melawan Hamas dan Hizbullah, terutama dengan banyaknya pesawat nirawak dan sistem deteksi canggih milik Hizbullah," ungkapnya.
Tomer memperingatkan agar tidak meremehkan kemampuan Hizbullah.
Konflik Hizbullah vs Israel
Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada 7 Oktober, gerakan Hizbullah Lebanon membela gerakan perlawanan Palestina, Hamas.
Dalam 250 hari pertama perang, Hizbullah telah melancarkan 1.194 operasi militer.
Serangan Hizbullah ini telah mlukai lebih dari 2.000 tentara Israel.
Selama berpuluh-puluh tahun, Israel telah menduduki sebagian Lebanon.
Pada tahun 2000, Israel baru meninggalkan Lebanon.
Namun pada tahun 2006, Israel berupaya kembali menduduki Lebanon.
Sayangnya, mereka gagal dan Hizbullah mengklaim kemenangannya.
Kekhawatiran akan perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah telah meningkat di tengah saling serang lintas perbatasan antara kedua belah pihak.
Ketegangan meningkat di kawasan tersebut menyusul pembunuhan dua pemimpin pejuang perlawanan yaitu Haniyeh dan Fuad Shukr.
Sebagai tanggapannya, Hizbullah telah bersumpah akan melakukan pembalasan terhadap Israel.
Janji Hizbullah meningkatkan kekhawatiran berbagai front.
Ketakutan dapat memicu konflik regional yang lebih luas dan berskala penuh.
(oln/cnn/*)