“Serangan-serangan ini merupakan perkembangan baru dalam peperangan, di mana alat-alat komunikasi berubah menjadi senjata,” tambahnya.
“Ini tidak bisa menjadi normal baru.”
Dalam sesi darurat yang sama, Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengatakan Israel akan melakukan “apa pun yang diperlukan” untuk memulihkan keamanan di wilayah utara.
“Jika Hizbullah tidak mundur dari perbatasan kami … melalui upaya diplomatik, Israel tidak akan punya pilihan selain menggunakan cara apa pun yang sesuai dengan hak kami,” katanya.
Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, tidak mengutuk serangan Israel, dan hanya mengatakan bahwa ia “sangat prihatin dengan meningkatnya eskalasi” dalam pertempuran antara Hizbullah dan Israel serta menyerukan “penahanan diri maksimal” dari semua pihak.
Sidang Dewan Keamanan PBB menyusul serangan teror mengerikan Israel lainnya di Lebanon pada hari Jumat.
Pesawat tempur Israel menembakkan empat rudal ke dua bangunan tempat tinggal di jantung kota Beirut selatan, menewaskan 31 orang dan melukai 68 lainnya, termasuk anak-anak.
Serangan itu menewaskan komandan Pasukan Radwan Hezbollah, Ibrahim Aqil. Mantan komandan Radwan, Fuad Shukr, dibunuh oleh serangan Israel serupa di sebuah gedung di Beirut pada bulan Juli.
SUMBER: THE CRADLE