Penunjukkan itu diharapkan dapat menyelesaikan perselisihan dualisme pemerintahan Libya yang memungkinkan produksi minyak dilanjutkan.
Di saat pasar minyak mentah dunia menunggu kepastian dari Libya, harga crude oil kemudian melonjak secara tiba-tiba setelah berita serangan rudal Iran tersebut.
Hal ini ditunjukkan oleh naiknya harga minyak mentah di AS sebesar 2 persen pada hari Selasa waktu setempat
"Ada banyak ketenangan mengenai perang ini," kata Helima Croft, kepala strategi komoditas global di RBC Capital Markets, dalam program CNBC “The Exchange.”
Para pedagang umumnya mengabaikan ancaman gangguan pasokan minyak akibat ketegangan yang sedang terjadi di Timur Tengah, tambahnya.
"Pertanyaannya sekarang adalah apakah Israel mungkin akan menyerang fasilitas nuklir atau infrastruktur minyak Iran sebagai balasan atas serangan tersebut." ungkap Croft.
Iran saat ini memproduksi lebih dari 3 juta barel per hari, angka tertinggi dalam lima tahun terakhir, ujarnya.
"Kita perlu mempertimbangkan skenario di mana pasokan minyak Iran berisiko," pungkas Croft.
(Tribunnews.com/Bobby)