Pada Agustus lalu, Netanyahu dilaporkan berselisih paham dengan Menhan Galant.
Ketegangan terjadi saat keduanya terlibat perselisihan mengenai kemungkinan operasi militer di Lebanon selatan.
Buntut konflik tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam bakal memberhentikan Galant, dan menggantikan perannya dengan Gideon Saar, mantan anggota Likud dan pendiri partai New Hope.
"Galant telah menerima pesan bahwa ada niat untuk menyingkirkannya dan menggantinya dengan Gideon Saar, Perdana Menteri hampir membuat keputusan ini. Keputusan itu belum dibuat, tetapi sudah dekat," sumber Ynet menambahkan.
Petinggi Israel Resign Massal
Konflik internal yang terjadi antara Netanyahu dengan para petinggi Israel mendorong sejumlah petinggi militer Israel kompak melakukan pengunduran diri atau resign massal.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mengungkapkan bahwa komandan Komando Pusat pasukan pendudukan Israel, Mayor Jenderal Yehuda Fox telah mengundurkan diri pada Agustus kemarin.
Langkah serupa juga dilakukan oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata israel, Herzi Halevy dan wakilnya, Amir Baram. Disusul komandan Divisi Gaza, Avi Rosenfeld, serta komandan Distrik Selatan, Yaron Finkelman.
Tak sampai disitu kepala intelijen militer pada Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Aharon Haliva turut mengumumkan pamit dari kursi jabatannya.
Tak dijelaskan secara rinci alasan dari pengunduran diri massal ini , namun menurut informasi yang beredar Bos IDF resign lantaran tak tak kuasa menahan beban perang.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)