News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Apa itu virus West Nile, penyakit mematikan yang belum ada vaksin obatnya pada manusia?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Apa itu virus West Nile, penyakit mematikan yang belum ada vaksin obatnya pada manusia?

Kini, muncul kekhawatirkan wabah West Nile di AS dan di seluruh dunia akan semakin sering terjadi akibat perubahan iklim.

Berbagai penelitian memperlihatkan suhu yang lebih hangat bisa mempercepat perkembangan nyamuk, tingkat gigitan, dan inkubasi virus dalam tubuh nyamuk.

Di Spanyol, tempat virus tersebut endemik, wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 2020 diikuti oleh periode peningkatan sirkulasi yang berkepanjangan.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran khusus karena meskipun infeksi sebagian besar tidak bergejala, dengan satu dari lima orang yang mengalami gejala ringan, kasus yang parah bisa mengakibatkan kecacatan seumur hidup.

Kemudian, sekitar 1 dari 150 orang yang terinfeksi, virus ini bisa menyerang otak dan sistem pusat saraf, dan menyebabkan peradangan yang mengancam nyawa, serta dalam banyak kasus kerusakan otak.

Secara khusus, bagi orang-orang yang mengalami gangguan kekebalan tubuh, berusia di atas 60 tahun, atau mengidap diabetes atau hipertensi, akan sangat rentan terinfeksi.

"Dengan hipertensi, kami pikir peningkatan tekanan di otak memungkinkan virus melewati sawar darah otak dengan lebih mudah," ujar Kristy Murray.

Untuk diketahui sawar darah otak adalah lapisan pelindung yang melapisi pembuluh darah di dalam otak.

Setelah mengamati pasien yang menderita infeksi virus West Nile yang parah selama bertahun-tahun, Kristy Murray mengatakan peradangan yang diakibatkan oleh virus pada akhirnya bisa menyebabkan atrofi atau penyusutan otak yang parah.

Pemindaian yang dilakukan sering kali menunjukkan pola kerusakan yang sama dengan orang yang menderita cedera otak traumatis.

"Bagi mereka yang menderita penyakit parah, sekitar 10% akan meninggal karena infeksi akut dan sekitar 70-80% akan mengalami konsekuensi neurologis jangka panjang," jelasnya.

"Adapun bagi mereka yang selamat, kondisinya tidak selalu membaik, sering kali malah memburuk. Orang-orang melaporkan mereka mengalami depresi, perubahan kepribadian, hal-hal semacam itu," sambungnya.

Namun terlepas dari risiko ini, sekarang tidak ada vaksin atau bahkan perawatan khusus yang bisa membantu orang yang menderita infeksi tersebut.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini