News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Suriah

Rusia Terancam Kehilangan Pangkalan Militer di Suriah Pasca-Assad, Ini 3 Skenario yang Bisa Terjadi

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Vladimir Putin dan Bashar al-Assad

"Namun, pemerintah baru, yang mungkin ditunjuk setelah Maret 2025, perlu mengeluarkan dekrit yang mengecam atau melegitimasi perjanjian masa lalu Damaskus dengan Moskow."

2. Membuat Perjanjian Baru

Rusia menandatangani perjanjian sewa selama 49 tahun dengan rezim Assad pada 2017 untuk pangkalan-pangkalan ini, dengan opsi bisa diperpanjang.

Perjanjian tersebut dirancang untuk memastikan kehadiran militer Rusia di Timur Tengah dalam jangka panjang.

Bahkan, kesepakatan itu memberikan kekebalan hukum bagi personel militer Rusia di Suriah, artinya mereka tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka terhadap warga sipil Suriah.

"Saya tidak yakin apakah perjanjian 2017 mengikat, tetapi saat ini, hanya Rusia yang dapat menegakkannya, dan tidak ada tanda-tanda bahwa mereka memiliki kemauan atau kapasitas untuk melakukannya," kata Dubow.

"Jika Damaskus memerintahkan Rusia untuk pergi, Moskow akan kesulitan mempertahankan posisinya."

Harapan terbaik Rusia mungkin adalah mencoba mempertahankan akses hingga kesepakatan baru dapat dicapai dengan para pemimpin baru Suriah.

Namun, tawaran tersebut harus sangat menguntungkan bagi oposisi Suriah, yang sebelumnya menjadi target sasaran udara Rusia dan brutalnya tentara bayaran.

Rusia kemungkinan akan menawarkan uang dan insentif ekonomi lainnya, seperti diskon produk bahan bakar, sebagai imbalan atas toleransi pemimpin baru Suriah terhadap kehadiran militer Rusia.

Namun, perjanjian ini mungkin hanya bersifat jangka pendek.

"Dalam jangka panjang, kecil kemungkinan Rusia bisa mempertahankan penggunaan fasilitas ini, mengingat antipati yang besar terhadap Rusia di kalangan otoritas baru Suriah setelah bertahun-tahun mendukung rezim Assad," kata Matthew Orr, analis Eurasia di perusahaan intelijen risiko RANE.

Baca juga: Pembangkit Listrik Ukraina Jadi Bulan-bulanan Rudal Rusia, Kiev Gelap Gulita

Otoritas sementara Suriah mungkin bisa mendapatkan keuntungan jangka pendek dari keberadaan Rusia, tambah Orr.

Rusia dapat menjadi alat tawar-menawar dalam negosiasi dengan kekuatan lain, seperti Amerika Serikat.

3. Penarikan Penuh

Pilihan Rusia sangat terbatas jika tidak dapat mencapai kesepakatan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini