Sejarah Mengerikan Terusan Panama yang Ingin Direbut Kembali AS oleh Trump: Telan Ribuan Nyawa
TRIBUNNEWS.COM - Terusan Panama menjadi sorotan saat Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada akhir pekan ini menyerukan agar AS kembali merebut jalur vital pelayaran dunia tersebut.
Seruan Trump agar AS merebut kembali Terusan Panama langsung ditentang oleh pemerintah Panama yang telah mengendalikan jalur tersebut selama beberapa dekade.
Baca juga: AS Ancam Sanksi Turki Jika Nekat Invasi Suriah, Komandan SDF: Pejuang Kurdi Non-Suriah akan Hengkang
Dalam unggahan di media sosial dan pernyataan kepada para pendukungnya, Trump menuduh Panama mengenakan "tarif selangit" kepada kapal-kapal berentitas AS saat menggunakan kanal pelayaran tersebut.
Trump juga menilai pengaruh Tiongkok yang semakin besar di jalur perairan penting itu.
"Biaya yang dibebankan Panama sungguh menggelikan, terutama jika kita mengetahui kemurahan hati luar biasa yang telah diberikan AS kepada Panama," tulis Trump di Truth Social pada Sabtu (21/12/2024).
Terusan yang dibangun AS ini dibuka pada tahun 1914 dan dikendalikan oleh Amerika Serikat hingga kesepakatan tahun 1977 mengatur penyerahannya ke Panama.
Terusan ini dioperasikan bersama oleh kedua negara hingga pemerintah Panama memegang kendali penuh setelah tahun 1999.
Berbicara di hadapan sekelompok pemuda konservatif di Phoenix pada hari Minggu, Trump mengatakan jika latar belakang perjanjian itu tidak diikuti, "maka kami akan menuntut agar Terusan Panama dikembalikan ke Amerika Serikat. Jadi, kepada para pejabat Panama, mohon dibimbing sebagaimana mestinya."
"Tidak jelas seberapa serius Trump menanggapi ancamannya untuk merebut kembali kendali atas kanal tersebut, meskipun akhir pekan lalu bukanlah pertama kalinya ia mengatakan AS mendapatkan kesepakatan yang tidak adil," tulis ulasan CNN, dikutip Rabu (25/12/2024).
Presiden terpilih AS tersebut belum menjelaskan bagaimana ia akan memaksa Panama, negara yang berdaulat dan bersahabat dengan AS, untuk menyerahkan wilayahnya sendiri ke negara adidaya tersebut.
Jelas, pemerintah Panama tidak ingin mengikuti saran Trump.
"Sebagai Presiden, saya ingin menyatakan dengan tegas bahwa setiap meter persegi Terusan Panama dan wilayah sekitarnya adalah milik PANAMA, dan akan terus menjadi milik PANAMA," kata Presiden José Raúl Mulino dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.
“Kedaulatan dan kemerdekaan negara kita tidak bisa dinegosiasikan,” tambahnya.