Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) merespons hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
LSI Denny JA sebelumnya menyebut, PAN berpotensi tidak lolos ambang batas pencalonan parlemen atau Parlementary Trehahold.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga mengatakan, partainya tidak kaget dan tetap optimis bisa lolos parlemen.
"Ya optimis lah. Jadi kalau kemudian model-model (hasil survei) semacam itu tuh kami tidak kaget. Karena sejak tahun 2004 itu begitu. Sejak 2004 lho begitu," kata Viva, saat ditemui di kantor DPP PAN, Kamis (9/2/2023).
Lebih lanjut, Viva menjelaskan, hasil survei yang dikemukakan LSI terkait PAN tak pernah berubah sejak tahun 2004.
"LSI Denny JA, Saiful Mujani, Indikator, terlahir dari rahim yang sama. Jadi selalu mengeluarkan rilis sejak tahun 2004 sampai tahun 2023, PAN itu partai nasakom. Partai yang nasibnya satu koma," jelasnya.
"Selalu begitu. Mereka konsisten melakukan kesalahan sampai 2023. Kenapa begitu? Kan tidak terbukti di dapil," lanjutnya.
Menurutnya, hasil survei itu juga terbukti tidak sesuai dengan hasil rapat-rapat pleno yang diadakan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"PAN selalu lolos di 38. 53. 48. Sekarang 44 kursi di DPR RI," sebutnya.
Baca juga: Partai Politik yang Bakal Gabung KIB Sudah Temui Partai Golkar dan PAN
"Jadi ada nodel, metode dari penelitian dengan menggunakan ilmu statistik. Kenapa kok dengan PAN begitu? Jangan begitu lah, yakan," sambung Viva.
Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terkait tingkat elektabilitas partai politik.
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa mengatakan dalam survei kali ini terdapat 4 kategori partai politik, yakni partai besar, menengah, kecil dan nol koma.
Untuk kategori partai besar ditempati tiga partai dengan angka elektabilitas tertinggi. Ada PDI Perjuangan dengan 22,7 persen, Partai Golkar 13,8 persen dan Gerindra 11,2 persen.