News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Begini Respons Menohok Yenny Wahid, Wasekjen Demokrat Sebut Dirinya Tak Cocok di Koalisi Perubahan

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putri Gus Dur Yenny Wahid membalas pernyataan Wasekjen Demokrat Jansen Sitindaon yang menolak dirinya jadi cawapres Anies Baswedan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yakni Yenny Wahid merespons soal pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Jansen Sitindaon bahwa dirinya tidak cocok jadi cawapres Koalisi Perubahan.

Yenny menyebutkan bahwa dirinya tidak pernah menyodorkan diri menjadi cawapres Anies Baswedan.

"Saya nggak pernah menyodorkan diri jadi cawapres Mas Anies lho. Saya cuma merespon lamaran yang datang," kata Yenny Wahid dalam cuitannya membalas pernyataan Jansen di Twitter dikutip Jumat (11/8/2023).

Kemudian Yenny menyebutkan bahwa dirinya justru mendukung Agus Harimurti Yudhoyono menjadi pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.

"Justru saya mendukung Mas AHY jadi cawapres Mas Anies," sambungnya.

Yenny lalu berikan teguran bahwa belum apa-apa dirinya sudah ditolak terlebih dahulu.

"Kalau situ belum apa-apa sudah menolak saya, pas bosmu butuh dukungan, saya emoh lho," tegasnya.

Adapun sebelumnya Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengukapkan bahwa Yenny Wahid bagus.

Meski begitu ia menyebutkan Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu tidak cocok atau pas menjadi cawapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

“Mbak Yenny buat saya bagus. Bahkan lengkap sekali dengan segala atribusi yg melekat dalam diri beliau. Namun untuk posisi wapres di Koalisi Perubahan, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok. Mungkin cocoknya di koalisi yang lain," kata Jansen dalam cuitannya di Twitter dikutip Jumat (11/8/2023).

Ia melanjutkan karena jika koalisi ini menang, sebagaimana namanya perubahan, banyak hal yang ingin diubah. Dan idealnya cawapres perubahan ini memang yang selama ini wajahnya merepresentasikan hal itu.

"Agar koalisi ini juga semakin kuat posisi dan brandingnya di rakyat yang ingin perubahan. Dimana semakin hari semakin besar dan luas dukungannya," sambungnya.

Baca juga: Wasekjen Demokrat Sebut Yenny Wahid Sosok Lengkap, Tapi Tak Cocok di Koalisi Perubahan

Wasekjen Partai Demokrat itu melanjutkan tentu mereka akan bingung jika koalisi yang katanya mengusung perubahan malah mencalonkan tokoh yang bukan perubahan. Apalagi dia tokoh “status quo” atau bagian dari rezim ini. Baik dia bagian inti atau pinggiran rezim ini.

"Tentu jikapun saya misalnya jadi pak Jokowi termasuk para pendukung rezim ini, pasti akan tidak sukalah, 'Anda selama ini ikut menikmati rezim ini kok malah tiba-tiba mau mengkritiknya dan pindah ke barisan perubahan lagi,'" tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini