Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elektabilitas di dunia digital Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) naik tajam.
Ia berada di posisi empat besar di bawah Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo versi survei Fenometer pada periode 1-31 Agustus 2023.
Disampaikan pada data di bulan Agustus menunjukkan, kenaikan elektabilitas Cak Imin cukup signifikan yakni sebesar 5,26 persen dibandingkan bulan Juli 2023.
Di bulan Juli, elektabilitas digital Gus Imin masih 9,15 persen.
Baca juga: Setuju Usulan Seluruh Capres-Cawapres Harus Diperiksa KPK, Cak Imin: Pokonya Semua Harus Siap
Serta untuk saat ini ada di angka 14,41 persen.
Sementara itu mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berada di urutan pertama dengan persentase sebesar 22,34 persen, disusul Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto 19,69 persen dan Ganjar Pranowo 19,61 persen.
“Elektabilitas digital yang diraih Gus Imin saat ini berhasil melewati raihan Sandiaga Uno dan Erick Thohir. Dengan kenaikkan mencapai 5 persen dibandingkan bulan Juli lalu, menjadikan Gus Imin sebagai nama potensial yang akan bertarung di pilpres 2024 mendatang,” kata Founder Fenometer, Teguh Handoko, yang ditulis Minggu (10/9/2023).
Ia menjelaskan, data pemantauan cerdas digital Fenometer ini diperoleh dari hasil monitoring percakapan warganet di kolom-kolom media sosial seperti Twitter, Instagram, Youtube, Facebook, Tiktok dan News Online.
“Metodologi pengumpulan data percakapan ini didapatkan dari warganet-warganet melalui unggahannya di media sosial seperti Twitter, Instagram, Youtube, Facebook, Tiktok maupun situs-situs News Online di Indonesia dengan menggunakan engine saat melakukan crawling dan set-up project," urai dia.
Selanjutnya engine akan mengkategorikannya menjadi sentimen positif, negatif dan netral.
Lalu data yang dikumpulkan, dilakukan analisis sentimen yang dilakukan secara otomatis (Engine) serta Admin Cleansing (Human) dengan tingkat akurasi hingga 92 persen.
Untuk metodologi data analisis, penentuan sentimen positif dan negatif dari analisa secara kualitatif berisi percakapan dengan konteks meningkatkan citra yang baik masing-masing kandidat di mata warganet atau netizen.
Dalam pemantauan digital yang dilakukan Fenometer, penentuan sentimen negatif dari analisa secara kualitatif, berisi percakapan dengan konteks membangun citra buruk, menimbulkan kontroversi dan kegaduhan atau informasi hoax terkait kandidat.
Penentuan sentimen netral dari analisa secara kualitatif berisi percakapan dengan konteks tidak berpengaruh terhadap citra, tidak berpotensi menjadi viral dan menyebabkan kontroversi bagi kandidat.
“Dari hasil metodologi pengumpulan data dan metodologi data analisis, kami menemukan fakta bahwa, total percakapan yang terjadi di media sosial terkait Gus Muhaimin Iskandar sebesar 742.066 mention. Selain itu, dari percakapan yang dipantau selama periode monitoring, sentiment yang dihasilkan adalah positif 506.228 mention, negatif 8.008 mention dan netral 227.830 mention,” lanjut Teguh Handoko.
Sementara itu untuk kategori Partai Politik, hasil pemantauan Fenometer menunjukkan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masuk tiga besar untuk elektabilitas digital dibawah Partai Gerindra dan Partai Nasdem.
“Selama periode pemantauan, elektabilitas digital PKB berada di tiga besar dengan perolehan angka 17,56 persen. Partai Gerindra memiliki elektabilitas digital tertinggi sebesar 21,51 persen disusul Partai Nasdem 17,91 persen. Meningkatnya elektabilitas digital PKB di periode 1-31 Agustus 2023 juga didorong dengan banyaknya warganet yang membicarakan topik-topik hangat tentang PKB seperti maju-mundurnya hubungan PKB dengan Prabowo, dan juga topik masuknya Golkar dan PAN dalam koalisi KKIR yang menimbulkan dinamika yang baru dalam koalisi PKB dengan Gerindra,” kata Teguh.
Sebagai catatan, Fenometer adalah platform pemantauan cerdas digital 24 jam tanpa henti untuk mengukur fenomena sosial dan politik.