News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

WAWANCARA EKSLUSIF Arsjad Rasjid: Ganjar Berasal dari Rakyat Biasa, Mengerti Perasaan Rakyat

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden, Arsjad Rasyid saat menjadi narasumber pada sesi wawancara dengan Tribunnews di Gedung Tribun Network, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2023).

Hal yang mengesankan buat saya satu, keluarga saya mungkin, ayah ibu kelas menengah. Sedangkan Mas Ganjar terlahir dari keluarga yang tidak semapan keluarga saya.

Di mana beliau merasakan proses kehidupan. Dari bawah, seorang rakyat biasa, yang naik kelas merasakan suatu proses. Saya juga mau mengingat pada diri saya, karena mungkin, saya mengetahui masalah dan segala macam, tapi yang paling hebat membuat keputusannya lebih pas gitu lho.

Nah mas Ganjar ini mengerti suara rakyat. Nah lebih lanjut lagi, beliau sudah mengerti dan mau tahu apa yang rakyat butuhkan. Ini dengan perasaan, bukan hanya istilahnya tahu-tahu doing kalau informasi. Tahu mendetail soal rakyat, seperti Pak Jokowi.

Pak Jokowi kan juga begitu datang dari bawah menjadi entrepreneur dan akhirnya menjadi wali kota dan lain-lainnya. Mas Ganjar juga, suatu proses kehidupan, dia hidup masuk ya kan di PDP juga. Dari bawah, kemudian masuk Jakarta selaku anggota DPR RI sepuluh tahun, lalu menjadi Gubernur Jawa Tengah, dua periode.

Menurut anda, apa kelebihan Ganjar Pranowo?

Secara tatanan, suatu proses, beliau mempelajari proses itu. Pertama, sebagai anggota DPR RI, mengetahui proses bagaimana regulasi dibuat kebijakan-kebijakan yang ada di DPR, beliau mengerti. Prosesnya bagaimana dan apa yang dihadapi. Lalu sebagai gubernur, itu kan provinsi. Dia mengetahui bagaimana birokrasi, bagaimana harus berbicara, bagaimana menata birokrasi.

Menurut saya Mas Ganjar sempurna. Nah sekarang selanjutnya mendapat tantangan untuk menjadi seorang presiden, saya rasa sudah waktunya. Dan saya senang sekali, umur kami nggak beda jauh. Kalau tidak salah beda setahun sama saya.

Anda kan juga mengenal Pak Joko Widodo sebagai Presiden ketika diminta menjadi Ketua TPN Ganjar Presiden, apakah ada notifikasi ke beliau?

Kalau saya membayangkan, seperti tadi, sebagai suatu perusahaan. Dan yang akan saya menangkan untuk menjadi seorang presiden. Ya pastinya buat saya, kalau saya punya anak perusahaan, saya mau mengangkat seorang direktur utama.

Saya pasti akan bertanya, kira-kira sekarang tantangan yang diperlukan apa ya? Karena kan Dirut itu yang mengerti keadaan perusahaan bagaimana, keadaan situasi tantangannya bagaimana? Sehingga wajar menanyakan ke Pak Jokowi,  istilah saya tuh, penting sekali untuk mengerti juga apa yang dibutuhkan presiden.

Tapi bukan berarti saya mengatakan bahwa itu menjadi pilihannya, tapi kan saya mengerti dulu apanya. Dengan Pak Jokowi, selama ini kalau bicara adalah kita nggak pernah bicara nama.

Saat bertemu Presiden Jokowi, apa yang dibicarakan?

Kita selalu bicara karakter, kita selalu bicara apa yang dibutuhkan, kita bicara tantangan apa. Karena itu kan masalah ekonomi beliau sangat concern dan saya juga sepaham dengan Pak Jokowi.

Karena ini, to be or not to be Indonesia adalah 10-15 tahun ke depan. Kalau kita bisa mengatasi mengenai, pertama, bagaimana kita bisa keluar dari middle income trap? Kedua, kita bisa mengoptimalisasi demografi deviden. Dan tantangan di luar serta persatuan kesatuan yang bisa kita jaga sehingga kita bisa menjadi negara maju.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini