TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pekan lalu, Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan sejumlah kiai sepuh Jawa Timur di Surabaya.
Di antara yang ditemui oleh Ketua Umum Gerindra tersebut adalalah KH Nurul Huda Jazuli Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso dan KH Anwar Iskandar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Kota Kediri.
Berikut sosok kedua kiai kharismatik dari Jawa Timur tersebut.
1. KH Nurul Huda Jazuli
KH Nurul Huda Djazuli Ploso, ayah dari KH Muhammad Abdurrahman Al Kautsar atau Gus Kautsar.
Ia juga merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri.
Dikutip dari Laduni.id, KH Nurul Huda Jazuli merupakan putra dari pasangan KH. Ahmad Djazuli Utsman dan Nyai Hj Rodliyah Djazuli yang merupakan muassis Pesantren Al Falah, Ploso Mojo Kediri.
Beliau adalah putra ke-4 dari 11 bersaudara. Saudara-saudara KH. Nurul Huda Djazuli diantaranya adalah:
- KH. Zainuddin Djazuli (Alm)
- Siti Azizah (meninggal di usia 1 thn)
- Hadziq (meninggal di usia 9 bln)
- KH. Nurul Huda Djazuli
- KH. Hamim Djazuli atau Gus Miek (Alm)
- KH. Fuad Mun’im Djazuli (Alm)
- Mahfudz (meninggal di usia 3 thn)
- Makmun (meninggal di usia 7 bln)
- KH. Munif Djazuli (Alm)
- Ibu Nyai Hajjah Lailatul Badriyah Djazuli
- Su’ad (meninggal di usia 4 bln)
Selain menjadi Pengasuh Pesantren Al Falah, Ploso Mojo Kediri, Kiai Nurul Huda Djazuli juga menjadi anggota Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode saat ini.
2. KH Anwar Iskandar
Ulama bernama lengkap Muhammad Anwar Iskandar lahir 24 April 1950 ini juga menjabat sebagai wakil Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Saat ini ia juga menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui rapat pleno MUI pada 15 Agustus 2023 menggantikan K.H. Miftachul Akhyar yang telah mengundurkan diri.
Kiprahnya sangat erat di organisasi Nahdlatul Ulama maupun di Majelis Ulama Indonesia. Kini ia juga merupakan merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien dan Pondok Pesantren Assa'idiyah yang berlokasi di Kota Kediri.
Dikutip dari wikipedia, riwayat pendidikannya diawali sejak ia dididik oleh ayahnya yang kebetulan seorang pendiri Pondok Pesantren Mambaul Ulum di Banyuwangi.
Selain mempelajari ilmu agama dan kitab salaf, ia juga menimba ilmu pengetahuan umum di sekolah-sekolah formal di lingkungan pesantren ayahnya sejak tahun 1955 hingga menyelesaikan pendidikan Madrasah Aliyah pada 1964.[3]
Pada tahun 1967, ia menimba ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri selama empat tahun di bawah asuhan K.H. Mahrus Aly.