TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Menko Polhukam Mahfud MD menguat sebagai bakal calon wakil presiden (Bacawapres)
Ia digadang akan mendampingi Ganjar Pranowo setelah menemui Megawati kemarin malam (17/10/2023).
Megawati pada Selasa (17/10/2023) malam diketahui sudah mengumpulkan para elite PDIP di kediamannya.
Usai forum tersebut, diputuskan bahwa pengumuman bakal cawapres untuk Ganjar akan dilakukan hari ini, sekira pukul 10:00.
Menguatnya nama Mahfud MD ini mengingatkan publik pada momen 2019.
Ketika itu, di detik-detik terakhir jelang pengumuman cawapres, nama Mahfud MD sudah menguat sebagai cawapres yang akan mendampingi Jokowi. Namun, akhirnya yang terpilih adalah Ma'ruf Amin.
Seperti apa kejadian ketika itu?
Mantan ketum PPP Romahurmuziy dalam sebuah podcats "Total Politik", beberapa waktu lalu mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi ketika itu.
Ketika itu, Romi mengatakan, yang menggagalkan Mahfud M sebagai cawapres adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Nasdem Surya Paloh dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Ia lalu mengungkapkan sejumlah alasan Mahfud MD akhirnya tidak terpilih di detik-detik akhir.
Pertama, kata Romi, Surya Paloh, merasa bahwa Mahfud merupakan ketua pemenangan pasangan Prabowo-Hatta pada 2014 dan eks ketua MK itu tidak mempunyai kontribusi nyata.
Sementara Airlangga Hartarto beralasan bahwa Mahfud merupakan salah satu tokoh yang pernah merekomendasikan pembubaran Golkar.
Sesepuh Golkar tidak sreg dengan Mahfud.
"Kalau Muhaimin atau akrab disapai Cak Imin menyatakan bahwa mereka sejalan dengan PBNU dan menyebut Mahfud bukan kader NU," katanya.