TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, mengatakan alasanya tidak menjadi calon wakil presiden (cawapres) bagi Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Dan juga mengatakan, alasan akhirnya bersedia menjadi cawapres bagi Ganjar Pranowo.
Diberitakan sebelumnya, pasangan Ganjar-Mahfud ini telah semakin mantab bertarung di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Keduanya telah mendaftarkan diri di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, kemarin, Kamis (19/10/2023), mengutip YouTube Kompas TV.
Mahfud menyebut, tidak menjadi cawapres Anies maupun Prabowo lantaran enggan dituduh memecah belah hingga soal orientasi tim sukses salah seorang calon presiden (capres).
Mahfud mengaku langsung menolak saat ditawari menjadi cawapres Anies, capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Tawaran itu disampaikan oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu.
Alasannya, Mahfud enggan dituduh sebagai pemecah belah koalisi partai pendukung Anies.
Baca juga: VIDEO PDIP Sebut Duet Ganjar-Mahfud MD Perpaduan Nasionalis-Religius: Mereka tidak Mabuk Kekuasaan
"Bukan saya ada masalah dengan Anies, (koalisi) partai Anda nanti pecah saya bilang. Karena kalau Anda bawa saya ke sana nanti setelah satu partai, Partai Demokrat bisa lari dari tempat Anda lalu yang dituduh saya memecah belah," ungkap Mahfud MD, dikutip dari tayangan YouTube Najwa Shihab.
Alasan lainnya, yakni soal politik identitas, sebuah citra yang selama ini melekat pada diri Anies.
"Kenapa saya waktu itu menolak, mungkin citra penggunaan politik identitas itu belum banyak hilang gitu ya sehingga agak tidak mudah menjelaskannya, gitu kan, bagi saya. Mungkin tidak benar tapi itu kan citra yang ada di publik," ujar Mahfud.
Pihaknya juga menyampaikan kenapa tidak menjadi cawapres Prabowo saja.
Dalam hal ini alasan orientasi tim suskes Prabowo yang menjadi faktor.
Namun diakui Mahfud MD, soal tawaran menjadi cawapres Prabowo dirinya sempat tak memberikan jawaban iya ataupun tidak.