TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua kali Ibu Negara, Iriana Joko Widodo (Jokowi) memberikan reaksi saat ditanya komentarnya terkait putranya Gibran Rakabuming Raka maju menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Respons pertama diperlihatkan Iriana saat turut menemani Presiden Jokowi yang menjadi inspektur saat Apel Hari Santri Nasional 2023, di lapangan Tugu Pahlawan, Surabaya, Minggu (22/10/2023).
Saat acara usai, Iriana yang mengenakan pakaian dan hijab berwarna putih, tampak menyalami sejumlah santri.
Melihat itu, sejumlah awak media yang meliput acara tersebut langsung melemparkan pertanyaan, terkait apakah Iriana merestui Gibran untuk maju dalam Pilpres 2024 mendatang.
Iriana pun merespons pertanyaan tersebut dengan mengacungkan jempolnya, sambil memperlihatkan raut wajah yang tegas.
Dia tak mengucapkan sepatah kata pun dan langsung pergi dengan kawalan paspampres.
Momen kedua, Iriana tetap tidak memberikan kata-kata.
Dirinya melemparkan tanggapan ceria saat ditanya saat restunya pasca putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka resmi mendaftar sebagai Cawapres Prabowo Subianto ke KPU.
Sambil menggoyangkan badan, ia kemudian acungkan jari jempol pada awak media yang menanyakan hal tersebut saat ia akan meninggalkan acara Generasi Muda Emas Bebas Narkoba dan Berantas Judi Online Melalui Literasi Digital bersama Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM), di Taman Budaya Cak Durasim, Kamis (26/10/2023).
Iriana kembali memberikan jawaban dengan isyarat goyang dan memberikan jempol.
Setelah itu ia melambaikan tangan sambil meninggalkan Taman Budaya Surabaya diikuti dengan rombongan OASE KIM.
Sebagaimana diketahui, Gibran telah resmi telah mendaftar ke KPU sebagai cawapres bersama Prabowo Subianto kemarin Rabu (25/10/2023).
Majunya Gibran sebagai cawapres menuai pro kontra di lini masyarakat.
Baca juga: Jalan Gibran Cawapres Prabowo Diiringi Restu Jokowi, Kecewanya Kaesang hingga Acungan Jempol Iriana
Terutama karena prosesnya yang dinilai kontroversial dan dinilai melanggengkan politik dinasti.