Setelah lepas dari ajudan presiden, karirnya pun kian moncer.
Ia dipercaya menjadi Wakapolda Metro Jaya (1998-2000), Kapolda Sumatra Utara (2000), Kapolda Jawa Timur (17 Oktober 2000-Oktober 2002).
Selanjutnya ia menempati jabatan Kalemdiklat Polri (24 Oktober 2002-28 Februari 2005), Kalakhar BNN (28 Februari 2005-Juli 2005), dan Kapolri (8 Juli 2005-30 September 2008).
Selepas pensiun dari kepolisian Sutanto dipercaya menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Januari 2009-21 Oktober 2009) dan Kepala Badan Intelijen Negara (21 Oktober 2009-19 Oktober 2011).
2. Jenderal Polisi (Purn) Sutarman
Sutarman merupakan pria kelahiran Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, 5 Oktober 1957.
Selepas tamat sekolah STM, Sutarman melanjutkan sekolah ke Akademi Kepolisian dan lulus pada 1981 danĀ memulai kariernya di institusi Polri pada tahun 1982,
Sutarman diketahui menjabat Kapolri dari 25 Oktober 2013 sampai 16 Januari 2015.
Setelah Pilpres 2014, Sutarman diberhentikan dengan hormat oleh Presiden Jokowi.
Saat itu Jokowi mengajukan nama Budi Gunawan untuk menjadi penerus Sutarman.
Namun, pengajuan nama Budi Gunawan mengundang polemik hingga akhirnnya diangkat Badrodi Haiti yang saat itu menjabat Wakapolri menjadi Plt Kapolri hingga akhirnya dilantik Jokowi menjadi Kapolri definitif.
Sutarman selama berkarir di dunia kepolisian pernah menempati berbagai jabatan strategis.
Jenderal Namratus panggilannya, merupakan jebolan Akpol 1981.
Setelah lulus dari Akademi Kepolisian, Sutarman menjadi Kepala Staf Lalu Lintas Kepolisian Restor Bandung.
Selanjutnya Sutarman diangkat menjadi Kepala Kepolisian Sektor Dayeuh, Bandung.
Pada 2000, Sutarman menjabat sebagai Ajudan Presiden Abdurrahman Wahid.