KPU pun memberikan proporsi waktu yang berbeda kepada capres dan cawapres untuk berbicara.
Ketika debat capres, porsi capres untuk bicara akan lebih banyak, sebaliknya saat debat cawapres.
Hasyim menyampaikan aturan baru itu telah disepakati oleh semua pasangan calon.
Pihaknya sekaligus membantah tuduhan bahwa ada permintaan dari satu paslon agar debat cawapres ditiadakan.
"Ketika debat cawapres proporsinya akan cawapres yang lebih banyak," ungkapnya.
Hasyim menambahkan urutan debat dan tema debat untuk calon presiden dan calon wakil presiden hingga saat ini belum tuntas dibahas.
KPU masih mematangkan usulan metode debat capres-cawapres yang diusulkan oleh tim pasangan capres-cawapres masing-masing.
"Rapat pertama dengan tim paslon Rabu (29/11/2023) kami minta tim paslon untuk usulkan metode, mekanisme, dan topik debat. Usulan itu kita matangkan lagi sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya," paparnya.
Ketua Divisi Teknis KPU RI Idham Holik mempertegas bahwa dalam setiap debat capres dan cawapres bakal sama-sama didampingi oleh pasangannya.
Menurutnya, aturan baru ini tidak melanggar perundang-undangan pemilu.
"Di setiap debat, rencananya akan didampingi oleh pasangan masing-masing," ucap Idham.
"Misalnya pada saat debat capres, aktor utamanya adalah capres itu sendiri dalam menyampaikan pendalaman materi visi, misi, dan program pencalonan," sambungnya.
Berdasarkan Undang-Undang 7/2017 tentang Pemilu, yang menjadi aktor utama dalam debat adalah capres atau cawapres itu sendiri.
Tergantung saat itu debat diperuntukkan bagi capres atau cawapres.
KPU sebelumnya telah menetapkan jadwal debat kandidat Pilpres 2024 sebanyak lima kali.
Debat perdana digelar pada Selasa, 12 Desember 2023.
Nantinya debat akan ditayangkan di stasiun TV nasional dengan total durasi 150 menit.
Rinciannya 120 menit untuk segmen debat dan sisanya untuk iklan.
Adapun tiga paslon peserta Pilpres 2024 yang telah ditetapkan yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca juga: KPU Sebut Format Debat Capres Cawapres di Pilpres 2024 Beda dari Pilpres 2019, Apa Saja Bedanya?
Gibran Diuntungkan?
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Grace Natalie, merasa prihatin dengan banyaknya narasi atau framming yang dilakukan di media sosial oleh warganet dan bahkan sejumlah tokoh terkait ditiadakannya debat khusus cawapres.
Grace mengatakan framming bahwa isu ditiadakannya debat cawapres menguntungkan Gibran sangatlah ngawur.
Awalnya, Grace menjelaskan bagaimana tim dari paslon Anies-Muhaimin (AMIN) yang mengusulkan format debat tersebut.
"Yang pertama kali meminta untuk ditiadakan justru dari paslon nomor 1 dan ada minutes of meetingnya ada di grup, karena kami cukup rajin untuk mencatat," kata Grace di Kediri, Jawa Timur, Minggu (3/12/2023)
Dirinya pun mempersilakan publik dan media untuk meminta KPU membuka isi rapat yang digelar pada 29 November 2023 lalu.
"Sekarang kan masih diskusi dan diputuskan debat cawapres tetap ada, tetapi narasi atau framming yang minta itu menguntungkan mas Gibran itu sama sekai missleading dan sangat ngawur karena yang meminta untuk ditiadakan adalah paslon nomor 1. Silakan dicek ke KPU, ada minutes of meetingnya," kata Grace.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI itu merasa prihatin dengan dampak yang terjadi di media sosial akibat framming tersebut.
"Bahwa hari-hari ini tokoh masyarakat bersuara di medsos tanpa ngecek sudah membuat meme m, memframming seolah-olah ini untuk keuntungan Mas Gibran, tapi ternyata yang mengusulkan dari paslon yang lain," kata dia.
"Jadi cek dan ricek, dan jangan mudah termakan framming negatif karena ini bagaimanapun kompetisi ya, ada orang-orang yang ingin menang dengan cara apa pun," pungkasnya.